Vivo Nex lahir pada pertengahan tahun 2018 di China. Kehadirannya langsung mencuri perhatian, salah satunya berkat kamera depan tersembunyi yang membuat tampilan depannya sangat minim bezel. Kamera tersembunyi tersebut baru akan muncul secara mekanik ketika penggunanya hendak mengambil selfie, lewat mekanisme yang membuatnya jadi mirip seperti periskop.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, PR Manager Vivo Mobile Indonesia Tyas K. Rarasmurti belum memberi kepastian apakah Vivo Nex akan segera masuk pasar Indonesia. Salah satunya karena konsumen dan pasar Indonesia berbeda dengan negara asal produk tersebut, China. Untuk itu, riset mendalam pun masih diperlukan.
"Kita harus sesuaikan market dan spesifikasi di Indonesia. Maka kita perlukan riset cukup panjang sebelum produk ini di Indonesia. Kita tidak ingin sekadar inovasi, tapi kita melihat kebutuhan orang Indonesia," ujar Tyas.
Baca juga: Ponsel Dua Layar Vivo Dirilis Bawa RAM 10 GB |
Dalam kesempatan yang sama, Product Manager Vivo Global Charles Ding membeberkan lebih lanjut soal Vivo Nex, terutama kamera depannya yang istimewa. Menurutnya, sejak awal Vivo memang fokus untuk menyajikan inovasi kamera dan musik sehingga sejak tahun 2009 terus mengembangkan dua hal tersebut. Kamera juga menjadi fokus khusus.
"Kamera ini alat dan cara komunikasi lebih baik dibanding dulu melalui pesan. Kedua, (hasil) kamera akan menunjukkan siapa diri kita melalui media sosial," ujar Charles.
Lebih jauh lagi, Charles pun mengakui Vivo Nex bukanlah sebuah produk yang bisa dibuat dengan mudah. Ia tahu persis karena terlibat langsung dalam membidani lahirnya smartphone tersebut.
Baca juga: 4 Smartphone Gahar dengan Kamera Tersembunyi |
Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi perhatian dalam pembuatan Vivo Nex. Pertama adalah menciptakan ponsel yang benar-benar full screen. Kedua, tidak membuat konsumen kesulitan. Terakhir, layar dan badan ponsel harus besar. Sehubungan dengan itu, harus dipikirkan pula bagaimana membuat mekanisme kamera depan sehingga tidak mudah rusak, termasuk dari ancaman masuk cairan.
"Akhirnya kita buat berbagai desain untuk memenuhi tiga unsur tadi. Dengan serangkaian percobaan, akhirnya lahir elevating camera ini," katanya.
(tro/krs)