Sejak kejadian erupsinya Gunung Anak Krakatau pada 22 Desember lalu hingga memicu tsunami Selat Sunda, pesawat antariksa kesulitan untuk mengambil gambar gunung tersebut karena tertutup oleh awan.
Melalui satelit Dove dan SkySat, yang dikutip dari BBC, Jumat (4/1/2019), Planet Labs mampu menangkap citra objek gunung yang berada di tengah Selat Sunda itu. Dari foto terbaru, terlihat jelas sisa luluh lantak sebagian Gunung Anak Krakatau yang diduga akibat erupsi dua pekan yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bisa dilihat dari foto di atas bagaimana sisa dahsyatnya erupsi yang dimuntahkan oleh Anak Krakatau. Bila dibandingkan sebelum kejadian, maka foto yang terbaru menunjukkan ada area yang hilang.
![]() |
Sebagai informasi, foto sebelum erupsi Anak Krakatau diambil pada 17 Desember. Sedangkan, foto pasca-erupsi dijepret oleh Planet Labs selang delapan hari saat bencana terjadi.
Medio akhir Desember 2018 lalu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan munculnya gelombang tsunami akibat longsoran kawah Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare. BMKG juga menyebut tsunami terjadi akibat gelombang tinggi.
Planet Labs juga merilis foto terbaru dari Anak Krakatau yang terpantau pada Rabu (2/1) kemarin. Seperti ini penampakannya.
![]() |
Akibat bencana tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan korban tewas akibat tsunami Selat Sunda mencapai 437 orang. Sebanyak 429 orang di antaranya sudah dimakamkan.
"Sebanyak 437 orang meninggal, (rinciannya) 429 jenazah sudah dimakamkan dan 8 jenazah belum teridentifikasi," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2019) lalu.
(agt/krs)