Dalam sebuah wawancara, CEO Apple Tim Cook mengatakan, tarif yang dikenakan oleh AS dan China pada produk-produk dari negara yang berlawanan, turut berkontribusi terhadap perlambatan ekonomi di Negeri Tirai Bambu. Perlambatan itu pada gilirannya menurunkan penjualan ritel di negara tersebut dan merugikan bisnis Apple secara keseluruhan.
"Saya yakin kasus ketegangan perdagangan antara AS dan China memberikan tekanan tambahan pada ekonomi mereka," kata CEO Apple Tim Cook dikutip dari Business Insider, Jumat (4/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai bukti merananya Apple ini, Business Insider mengungkapkan bahwa saham perusahaan anjlok lebih dari 7% menjadi USD 146,40 per lembarnya.
Selama bulan November 2018, Cook mengungkapkan, merupakan periode buruk untuk toko ritel Apple maupun milik mitra sampai laporan kontrak industri smartphone. Sedangkan untuk bulan Desember masih belum diketahuinya.
Hal itu yang membuat Apple memutuskan untuk menurunkan prediksi pendapatan perusahaan di kuartal pertama 2019, di mana semula USD 89 miliar hingga USD 93 miliar, tetapi dalam suratnya kepada investor, Apple hanya memproyeksikan pendapatan di angka USD 84 miliar.
"Kami percaya ekonomi China telah dipengaruhi oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dengan AS," sebutnya.
Kendati begitu, Apple tak menyalahkan sepenuhnya perang dagang kedua negara tersebut. Perusahaan juga mengatakan penguatan USD, mengurangi harga penggantian baterai, dan hal lainnya yang turut berdampak kepada perusahaan yang berbasis di Negeri Paman Sam tersebut. (agt/krs)