Bumi Digoyang Gelombang Seismik Misterius, Ilmuwan Bingung
Hide Ads

Bumi Digoyang Gelombang Seismik Misterius, Ilmuwan Bingung

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 30 Nov 2018 10:00 WIB
Letak kepulauan Mayotte. Foto: Google Maps
Jakarta - Pada pagi hari 11 November lalu, terjadi gelombang seismik misterius di dekat kepulauan Mayotte yang terletak di laut Hindia, antara Madagaskar dan Mozambik. Ilmuwan bertanya-tanya mengenai apa penyebabnya.

Gelombang seismik itu terasa oleh sensor gempa seismometer di berbagai belahan dunia, dari Afrika, Selandia Baru, Kanada sampai Hawaii. "Aku tak pernah melihat hal yang seperti ini sebelumnya," sebut Goran Ekstrom, seismologis dari Columbia University.

Meski berlangsung cukup lama, tidak ada yang merasakannya sampai seorang enthusiast gempa Bumi di @matarkikipaw melihatnya di layar seismogram U.S Geological Survey. Setelahnya, para peneliti coba menelusuri asal muasal gelombang seismik aneh tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dikutip detikINET dari Sky News, soal penyebab bisa beragam, mungkin aktivitas vulkanis sampai tabrakan meteor. Tapi gelombang itu memang dinilai sebagai anomali karena frekuensinya rendah dan menyebar secara global.

Pada gempa Bumi yang normal, akan muncul serial gelombang berjuluk 'kereta gelombang' yang menyebar dari lokasi. Terjadilah gelombang Primary atau P-waves. Kemudian muncul gelombang tambahan bernama S-waves. Keduanya terjadi dalam frekuensi tinggi.




Kemudian pada akhirnya bakal muncul gelombang lambat dalam periode lama seperti yang terjadi di gelombang misterius tersebut. Akan tetapi dalam kasus di 11 November ini, tidak ada gempa Bumi besar yang memicunya.

Ratusan gempa Bumi memang muncul di Mayotte sejak Mei lalu, kebanyakan hanya minor dan magntude terbesar berada di angka 5,8. Namun frekuensi gempa mulai menurun dalam beberapa bulan terakhir dan tidak ada yang mengawali terjadinya gelombang misterius tersebut.



"Memang ada banyak hal yang tidak kami ketahui. Ini sesuatu yang cukup baru dalam tangkapan sinyal di stasiun kami," sebut Nicolas Tailefer selaku kepala unit risiko gempa dan vulkanik BRGM.

Walaupun belum terjelaskan sepenuhnya, tim Perancis ini mengutarakan teori. Tebakan mereka adalah sang gelombang anomali berkaitan dengan aktivitas gunung berapi. (fyk/fyk)