Selain sepinya pengguna, faktor utama ditutupnya Google+ adalah karena sedikitnya data profil dari 500 ribu penggunanya kemungkinan telah bocor pada ratusan developer eksternal.
Dikutip detikINET dari Reuters, masalah tersebut sebenarnya ditemukan pada bulan Maret lalu sebagai bagian dari review bagaimana Google berbagi data dengan aplikasi lain. Google menegaskan tidak ada developer yang melakukan penyalahgunaan celah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Merek-merek Terkuat di Jagat Teknologi |
Wall Street Journal melaporkan bahwa Google lambat mengungkap masalah sekuriti itu karena ketakutan akan diperiksa oleh otoritas. Selain itu mereka mungkin juga akan kena masalah seperti Facebook yang tersandung skandal Cambrigde Analytica.
"User seharusnya berhak mendapat notifikasi jika informasi mereka bisa bocor. Ini juga yang terjadi pada Facebook terkait Cambridge Analytica," sebut Jacob Lehmann, pakar privasi dari Friedman CyZen yang mengkritik Google.
Google+ sendiri diluncurkan Google pada tahun 2011 untuk menghadapi Facebook, yang kala itu sudah meraksasa. Di sana, pengguna antara lain bisa memajang status, melihat news feed dan mengorganisir teman dalam grup bernama Circle.
Sayangnya Google+ tidak pernah menuai minat besar dari pengguna internet. Kegagalannya antara lain disebabkan fitur yang cukup rumit dan Facebook terlanjur besar.
Saksikan video 20Detik untuk mengetahui rencana G+ tutup di sini:
[Gambas:Video 20detik] (fyk/krs)