Itu berarti, sekali tiap hampir 30 tahun, Saturnus tak lagi bisa disebut sebagai planet bercincin. Walau begitu, peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan takhayul apa pun, karena memang 100% ilmiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, orang-orang di Bumi tidak bisa melihat cincin Saturnus yang terdiri dari beberapa bagian itu. Jika dirunut dari dalam, ada bagian cincin D, cincin C, cincin B, Cassini Division, cincin A, cincin F, cincin G, dan cincin E.
Bagi yang bingung, Cassini Division adalah jarak selebar 4.700 kilometer yang memisahkan cincin B dan cincin A. Selain itu, jarak masing-masing cincin relatif cukup dekat.
Walau begitu, ada satu lagi bagian yang letaknya cukup jauh dari Saturnus. Itu adalah cincin Phoebe, yang sesuai namanya, berada di orbit satelit alami Saturnus, yaitu Phoebe.
Menariknya adalah, masing-masing kawasan cincin mengorbit Saturnus. Semuanya pun memiliki kecepatan yang berbeda-beda ketika mengitari planet tersebut.
Di dalam cincin itu, ada miliaran serpihan es dan batu yang dilapisi material lain, misalnya debu. Partikel cincin itu memiliki berbagai ukuran, mulai dari sebesar rumah hingga gunung.
Penasaran bagaimana Saturnus terlihat tanpa ciri khasnya itu? Mari kita menarik waktu mundur ke 23 tahun yang lalu, tepatnya pada 22 Mei 1995, sebagaimana diabadikan oleh NASA.
![]() |
Saat itu, badan antariksa Amerika Serikat itu berhasil menangkap gambar ketika cincin setebal 10 meter yang membentang sampai 282.000 kilometer milik planet tersebut tampak sangat tipis dari Bumi. Gambar tersebut sukses diambil menggunakan Hubble Space Telescope.
Itu berarti, kurang lebih fenomena tersebut akan terulang kembali 6 tahun lagi, atau pada November 2024, jika perhitungan dari NASA memang benar adanya. Menarik untuk ditunggu bagaimana Saturnus 'telanjang' tanpa cincin diabadikan dengan kualitas teleskop dan gambar yang lebih baik di masa depan. (mon/krs)