Karyawan Ungkap 'Ketidaknormalan' Elon Musk
Hide Ads

Karyawan Ungkap 'Ketidaknormalan' Elon Musk

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Jumat, 07 Sep 2018 13:17 WIB
Elon Musk. Foto: Joshua Lott/Getty Images
Jakarta - Dalam beberapa waktu terakhir, Tesla memang tengah mengalami masa-masa sulitnya. Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan sumber energi terbarukan ini kesulitan dalam mencapai target produksinya.

Alhasil, pabriknya pun terus beroperasi tanpa henti, dengan pegawainya bekerja 8-12 jam sehari. Dan Elon Musk selaku CEO jadi yang paling sibuk dari seluruh orang di Tesla.


Para pegawai produsen mobil listrik tersebut mengaku melihat Elon bekerja keras siang malam tanpa henti. Ia muncul di mana pun tanpa mengenal waktu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berjuluk Iron Man itu disebut-sebut bekerja hingga ia harus merayap ke tempatnya bisa memejamkan mata. Tempatnya pun macam-macam, bisa di lantai pabrik, kolong meja, atau ruang rapat.

"Dia ada di sini sepanjang waktu. Saya tahu orang-orang sudah melihatnya tidur di lantai atau di bawah kolong meja. Ketika semua orang hendak meninggalkan pabrik dan tiba-tiba melihat seseorang meringkuk di kolong meja, maka bisa jadi itu Elon," ujar Miguel Carrera yang bekerja di Tesla pada bagian manufaktur.

Carrera, beserta sejumlah pegawai lainnya, menganggap kebiasaan tidur Elon 'menginspirasi' mereka. Hal tersebut diklaim dapat membantu para karyawan untuk bekerja lebih giat dalam memenuhi target produksi Tesla, sebagaimana detikINET kutip dari Yahoo Finance, Jumat (7/9/2018).

Walau begitu, tidak demikian dengan apa yang dilihat oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Mantan manajer yang pernah bekerja di sana mengatakan kebiasaan Elon tersebut mencerminkan betapa buruknya dirinya dalam melakukan manajemen, baik di tubuh Tesla maupun untuk waktunya sendiri.

Menariknya, seorang karyawannya sendiri pun juga sempat mengkritik kebiasaan Elon. Salah satu masalah terbesarnya adalah berjanji pada publik tentang sesuatu yang sebenarnya sangat sulit diwujudkan. Situasi semakin buruk karena dia kerap mematok deadline yang hampir mustahil dipenuhi.


Sebelumnya, pria berusia 47 tahun ini mengaku bahwa dirinya kelelahan karena bekerja keras sampai 120 jam per minggu. Ia bahkan kerap merasa sangat lelah hingga perlu mengonsumsi obat tidur.

Jika dirata-rata, setiap harinya ia bisa bekerja selama lebih dari 17 jam sehari. Caranya dalam mengatur waktu ini pun sempat dikomentari karena dianggap tidak sehat dan tak sesuai dengan sains. (mon/fyk)