Sayangnya, aktivitas yang seharusnya hanya untuk seru-seruan ini ternyata berdampak negatif memicu keinginan oplas alias operasi plastik wajah di kalangan remaja.
Sebuah makalah penelitian berjudul Journal of American Medical Association's Facial Plastic Surgery karya Dr. Neelam Vashi menyimpulkan, remaja ingin melakukan oplas agar wajah mereka terlihat seperti foto selfie yang mereka lakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Ethnic Skin Centre di Boston Medical Center, membuat istilah 'Snapchat Dysmorphia', yang artinya kekhawatiran tak wajar di kalangan remaja yang ingin wajahnya terlihat sempurna seperti di foto selfie.
"Para remaja mulai menyukai hasil foto selfie yang mereka buat, berkat filter yang menutupi ketidaksempurnaan yang ada pada wajah mereka. Sehingga pada akhirnya, mereka ingin wajah mereka dibuat seperti itu dalam kehidupan nyata," ujarnya.
Dikutip detikINET dari Ubergizmo, Minggu (5/8/2018), hal senada diungkapkan Kaylee Kruzan, seorang kandidat Ph.D. yang bekerja di Cornell's Social Media Lab.
"Ada sejumlah hal yang menunjukkan bahwa dengan operasi plastik yang dipengaruhi dari medsos, mereka berusaha mencapai standar 'ideal' melalui modifikasi tubuh," jelasnya.
Pendapat ini diperkuat oleh data terbaru dari Akademi Medis Bedah Wajah dan Rekonstruksi Plastik di Amerika yang mengklaim, 55% pasien ingin terlihat lebih baik dalam foto selfie mereka. Angka tersebut mengalami peningkatan 13% dari tahun sebelumnya. (rns/rns)