Seperti dikutip detikINET dari Gizmodo, Selasa (24/7/2018), akun-akun yang dimiliki figur seperti pengurus gerakan Unite the Right Jason Kessler dan aktivis White Nationalist Richard Spencer tidak ditemukan lagi ketika dicari menggunakan nama atau username mereka.
Sepertinya, Twitter hanya ingin mengurangi kemudahan yang dimiliki figur-figur ini untuk menambah pengikut. Karena, jika mencari lewat 'Search all' di browser atau memilih tab 'People' di hasil pencarian di aplikasi mobile, akun-akun tersebut masih muncul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan Twitter ini sejalan dengan aturan baru yang diumumkannya Mei 2018 untuk mengurangi jangkauan konten-konten jahat di platformnya.
Dalam cuitannya kemarin, CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan bahwa ia ingin mendengar ide dari pengguna Twitter. Sebagian besar responsnya meminta agar Twitter mematikan akun white supremacist, neo-Nazi, dan penyebar konspirasi.
Tetapi, kebijakan Twitter ini hanya dianggap setengah hati karena masih banyak akun kontroversial lain yang masih dapat ditemukan dalam hasil pencarian dengan mudah, antara lain akun milik penyebar konspirasi Jack Posobiec dan Alex Jones.
Menarik untuk melihat respons dari kelompok politik konservatif di Amerika Serikat atas keputusan ini. Mereka selalu mengklaim bahwa media sosial seperti Twitter dan Facebook merupakan platform yang liberal dan sering menyensor akun dan konten konservatif. (rns/rns)