ZTE menunjuk CEO baru, yang sebelumnya memimpin perusahaan operasi perusahaan di Jerman, yaitu Xu Ziyang. Tidak hanya CEO, menurut Wall Street Journal yang dikutip detikINET, ZTE juga mengangkat CFO, CTO, dan Head of HR yang baru.
Hal ini dilakukan beberapa hari setelah perusahaan secara perlahan mulai melanjutkan beberapa operasi bisnis yang sempat ditangguhkan karena larangan memakai produk AS selama 7 tahun. Perusahaan multinasional asal China yang berpusat di Kota Shenzhen ini kena sanksi karena perdagangan dengan Iran dan Korea Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bisnis ZTE Diberi Napas Sebulan Oleh AS |
Saat ini, setidaknya ZTE dapat sedikit bernapas lega karena diizinkan kembali berbisnis dengan mematuhi beberapa persyaratan yang dikeluarkan oleh pemerintah AS. Selain mengganti jajaran petinggi yang dianggap bertanggungjawab dalam perdagangan ilegal, ZTE juga diwajibkan membayar denda.
Akan hal ini, ZTE telah rugi sebanyak miliaran dolar karena mereka memang sangat tergantung pada teknologi AS sehingga mengalami gangguan operasional bisnis. Perubahan yang terjadi pada ZTE saat ini pun belum tentu menjadikan ZTE dapat pulih seperti sedia kala.
Sanksi yang diterima ZTE sempat membuat sahamnya anjlok sekitar 60% dalam dua bulan terakhir. Selain itu, valuasinya juga dilaporkan menurun hingga lebih dari USD 11 miliar, atau sekitar Rp 157 triliun. (fyk/fyk)