Tentu Go-Jek harus memiliki strategi khusus untuk memenangkan kepercayaan pengguna di dua pasar tersebut. Salah satu bagian yang penting dalam strategi Go-Jek adalah promosi.
Namun, pendiri dan CEO Go-Jek, Nadiem Makarim menjelaskan bahwa bentuk promosi yang akan dikenalkan oleh Go-Jek harus bertanggung jawab dan memberi keuntungan bagi pengemudi dan konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nadiem Ungkap Asal Muasal Ide Bikin Go-Jek |
"Kami telah menyempurnakan banyak teknik dan kita lahir di medan pertempuran, kita sangat memahami bagaimana cara bermanuver dan menciptakan efisiensi dalam promosi dan menumbuhkan pasar" kata Nadiem dalam wawancara dengan CNBC, seperti dikutip detikINET, Selasa (3/7/2018).
Nadiem juga menjelaskan bahwa posisi Go-Jek sebagai pemain baru di pasar-pasar tersebut justru memberi keuntungan.
"Keuntungan lain dari menjadi pemain baru adalah, ketika anda menjadi pemain baru yang kecil, pengeluaran anda akan jauh lebih sedikit dibanding pemain lama yang harus defensif," jelas Nadiem.
Jadi, di pasar Thailand dan Vietnam, posisi Go-Jek dan Grab akan berubah. Jika di Indonesia Go-Jek merupakan pemain lama yang harus menghadapi gempuran pemain baru seperti Grab, maka di pasar Thailand dan Vietnam Go-Jek yang akan menyerang Grab.
Nadiem yakin adanya kompetisi di pasar tersebut akan disambut hangat oleh pengemudi dan konsumen serta mendorong kesuksesan Go-Jek.
"Jika anda melihat dari sudut pandang konsumen dan pengemudi, jika anda memiliki pasar yang dikuasai satu pemain maka kesediaan anda untuk mencoba pilihan kedua menjadi sangat tinggi," ujarnya.
Nadiem juga yakin bahwa Go-Jek memiliki keunggulan yang akan membantu mereka untuk menyaingi Grab.
"Kami memiliki tim product engineering yang sangat konsumen-sentris, kami memiliki budaya kolaborasi dan berani mengambil risiko dalam organisasi yang hebat, dan di industri teknologi hanya itu yang anda punya," kata Nadiem.
Kompetisi antara Go-Jek dan Grab juga ternyata mempengaruhi pertemanan Nadiem dengan pendiri Grab, Anthony Tan. Keduanya bertemu saat bersama-sama menjadi mahasiswa di Harvard Business School.
"Um, kita berteman, saya pikir dengan adanya kompetisi menjadikan kita lebih jarang berbicara saat ini. Tetapi saya harus mengatakan ini telah menjadi perjalanan yang gila dari kami membicarakan ide ini di sekolah bisnis hingga melihat posisi kita sekarang," ujarnya.
Tonton juga: 'Program #CariPahala Kumpulkan Rp 1 M untuk Didonasikan'
(fyk/rou)