Ternyata dari pengalamannya sendiri yang sulit menemukan ojek saat jam sibuk di Jakarta. Hal itu memunculkan ide baginya membuat solusi sewa ojek yang lebih mudah dengan menggunakan teknologi.
"Awal mulanya idenya datang dari kekesalan saya sewaktu naik ojek untuk kemana-mana di Jakarta," kata Nadiem dalam wawancaranya dengan CNBC, seperti dikutip detikINET, Selasa (3/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya adalah pengguna setia ojek dan untuk saya, ini adalah tentang mengalahkan kemacetan, tetapi harganya sangat tidak transparan, saya sering juga tidak bisa menemukan ojek saat jam sibuk dan biasanya sulit diandalkan," tambahnya.
Dari kekesalannya tersebut, Nadiem mendapatkan ide untuk menjadikan kendaraan roda dua untuk tidak hanya menjadi alat transportasi tetapi juga mengirimkan barang.
"Jadi idenya adalah "Oke, bagaimana jika kita mengambil kendaraan bermotor yang paling cepat dan membuat mereka tidak hanya memobilisasi manusia tetapi juga berpotensi untuk memindahkan barang dengan cara tercepat," ujar Nadiem.
"Itulah dasar di balik Go-Jek. Roda dua lebih cepat daripada roda empat!" kata pria lulusan Harvard Business School itu.
Nadiem juga mengaku bahwa perkenalannya dengan beberapa tukang ojek yang membuatnya menyadari bahwa sektor ini dapat dikelola secara profesional dan bernilai tinggi.
"Dulu banyak orang yang tak percaya bahwa ojek dapat menjadi profesional dan dapat dipercaya, jadi itu sangat mengecewakan karena saya mengenal banyak tukang ojek secara pribadi dan saya meminta mereka untuk melakukan berbagai tugas seperti mengantarkan laptop saya ke suatu tempat atau membelikan makanan," ucap Nadiem.
"Jadi dari mengenal mereka saya langsung menyadari bahwa sektor informal ini sangat bernilai," ujarnya.
Simak juga video 'Ini Dia Layanan Go-Jek Paling Banyak Diminati':
(fyk/rou)