Lensa sapu jagat di sini maksudnya adalah lensa yang mempunyai rentang focal lenght sangat besar. Jika model sebelumnya menggunakan lensa setara 24-70mm, di Mark VI ini lensanya adalah setara dengan 24-200 mm, alias mempunyai zoom sangat besar.
Namun zoom yang besar ini juga mempunyai konsekuensi, yaitu apterturenya menjadi lebih lambat. Dari f/1.8-2.8 yang ada di generasi sebelumnya menjadi f/2.8-4.5 yang dipakai di Mark VI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Nikon Geber Pengembangan Mirrorless Anyar |
Namun Sony mengklaim telah meningkatkan kinerja optical image stabilizationnya, yang kini mampu mengkompensasi getaran hingga empat stop. Ini tentu hal penting, pasalnya makin panjang lensa, tentu makin besar juga kemungkinan foto untuk blur akibat getaran tangan.
Selain lensa dan OiS, tak banyak perubahan Mark VI dibanding Mark V. Sensor yang dipakai masih berukuran 1 inch dengan resolusi 20,1 megapixel, 315 titik phase detect autofocus, slow motion 960 fps, dan bisa merekam video dengan resolusi 4K tanpa cropping.
Perubahan justru terdapat pada layar kameranya, yang kini diganti menjadi layar sentuh untuk mempermudah penggunaan kamera. Sementara viewfindernya masih punya resolusi 2,45 juta titik dengan panel bertipe OLED, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (7/6/2018).
Kesamaan Mark VI dengan versi-versi sebelumnya juga terdapat di sisi harga, yaitu relatif sangat tinggi untuk sebuah kamera compact. Jika Mark V dijual dengan harga USD 1000, RX 100 Mark VI dijual dengan harga USD 1.200 -- sebagai perbandingan, Sony A6300 harganya cuma USD 900 --. (asj/fyk)