Pada intinya, Android P memiliki fitur yang mengerucut pada 3 filosofi dasar. Yaitu intelligence atau kecerdasan, simplicity atau kesederhanaan dan digital wellbeing atau sebut saja kesehatan digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu perubahan mencolok ada di sisi navigasi. Biasanya, navigasi ponsel Android memiliki tiga tombol, yakni home, back dan multitasking. Nah, di Android P hanya ada satu tombol home untuk semua pengoperasian.
Bagaimana caranya? Mudah saja dengan sistem gesture. Geser ke atas untuk membuka app drawer. Geser ke kiri dan ke kanan untuk membuka aplikasi yang sedang berjalan dan sebagainya.
Fitur menarik lainnya meliputi adaptive battery dan adaptive brightness. Keduanya memanfaatkan machine learning untuk menyesuaikan setting baterai dan layar sesuai kebiasaan penggunanya.
![]() |
Adaptive battery misalnya, akan memprioritaskan power pada aplikasi yang paling banyak dipakai. Sedangkan adaptive brightness secara otomatis menyesuaikan tingkat kecerahan layar yang laling sesuai untuk penggunanya.
Kemudian ada fitur App Action. Contoh kegunaan fitur ini, ketika kita sering menghubungi ibu, maka kontak ibu mungkin nanti akan diletakkan di app drawer secara otomatis. Lalu misalnya kita menyambungkan headphone, lagu di Spotify otomatis berlanjut.
Kemampuan anyar berikutnya bernama Slices, yang memungkinkan user lebih gampang memakai aplikasi yang dibutuhkan tanpa harus mengakses. Contohnya saat mencari aplikasi taksi online tertentu, Google akan otomatis menunjukkan di pencarian itu berapa ongkos ke tempat kerja.
Android P agaknya juga berusaha mengatasi kecanduan orang pada smartphone. Ada fitur dashboard yang menunjukkan seberapa lama pengguna mengaksea ponsel dan aplikasi apa yang paling banyak dilihat.
Jika merasa 'ngeri', maka pengguna bisa membatasi waktu memakai aplikasi dengan App Timer. Tak ingin diganggu notifikasi, cukup balikkan ponsel dengan layar ke bawah dan otomatis langsung silent.
Nantikan pembahasan lebih detail fitur-fitur anyar Android ini di detikINET. (rns/rns)