Diakui LG, memang tak mudah dan menjadi tantangan besar bagi mereka untuk mengimplementasikan teknologi pintar pada peralatan rumah tangga di Indonesia. Kenapa?
"Teknologi AI mempermudah pengoperasian agar hidup lebih mudah, terbuka, dan semua terkoneksi. Namun yang jadi masalah peralatan ini masih mahal dan internet juga belum siap," ujar Budi Hermawan Direktur Sales LG Electronics Indonesia di sela-sela acara LG Innofest.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Menggenggam Ponsel Premium LG V30S ThinQ |
Selain mahalnya biaya produk, LG juga memperhatikan bagaimana respon masyarakat Indonesia yang masih awam terhadap teknologi tersebut. Budi berpendapat bahwa tipe orang Indonesia adalah senang membeli teknologi tinggi meski tak dipakai secara penuh fiturnya.
"Sifat orang Indonesia apapun pingin yang bagus tapi sebenarnya gak kepakai, seperti ponsel yang dipakai hanya beberapa fitur saja padahal seperti telepon, email dan sosmed," tambahnya
Meski demikian ia meyakini bahwa hingga 1-2 tahun ke depan Indonesia siap akan hadirnya teknologi semacam ini. LG pun membuat kerjasama kepada channel penjualan merek untuk membuat konsep rumah pintar sebagai contoh untuk mengedukasi konsumen.
"Konsep contoh rumah pintar ini akan memberikan pengalaman bagi konsumen bagaimana rumah modern yang modern minimalis dan berteknologi dalam waktu dekat jadi kenyataan," tambahnya.
Budi menambahkan juga membutuhkan dukungan pemerintah dalam hal regulasi internet. Semakin bagus internet maka semakin baik dalam penggunaan smart home di masa depan. (fyk/rou)