Ini Sosok yang Mengangkut Data 50 Juta Pengguna Facebook
Hide Ads

Ini Sosok yang Mengangkut Data 50 Juta Pengguna Facebook

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 21 Mar 2018 16:12 WIB
Aleksandr Kogan. Foto: CNN
Jakarta - Perusahaan Cambridge Analytica menjadi sorotan dalam skandal kebocoran data sekitar 50 juta pengguna Facebook, namun mereka membantahnya. Data itu dikumpulkan melalui aplikasi Facebook yang dikembangkan akademisi Cambridge University, Aleksandr Kogan.

Pengungkap kasus ini adalah mantan pegawai Cambridge Analytica, Christopher Wylie. Dia mengatakan data yang diambil Kogan melalui aplikasinya itu diberikan dan dimanfaatkan Cambridge Analytica untuk mempengaruhi hasil Pilpres AS tahun 2016 agar berujung ke kemenangan Donald Trump.

Cambridge Analytica sendiri telah membantah semua tuduhan tersebut dan telah melakukan suspend terhadap sang CEO yang dianggap bertanggung jawab, Alexander Nix. Adapun Kogan merasa dijadikan kambing hitam kasus besar yang bikin Facebook panik ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Aku merasa menjadi kambing hitam baik oleh Facebook maupun Cambridge Analytica. Sejujurnya kami merasa bertindak dengan benar, melakukan sesuatu yang sungguh normal," kata Kogan yang dikutip detikINET dari Guardian.

Kogan juga membantah pernyataan Cambridge Analytica bahwa dia yang mendekati mereka. Melainkan sebaliknya, aplikasi itu adalah ide mereka dan membayar USD 800 ribu agar orang-orang mau menggunakannya.

Kogan melakukannya karena diyakinkan bahwa skema semacam itu legal. Walaupun dia juga mengaku alpa tidak mempertimbangka etika saat mengumpulkan data para user Facebook.

Posisi Kogan memang runyam. Cambridge Analytica mengklaim tidak bersalah. Sedangkan Facebook bersikeras kalau Kogan melanggar peraturan, karena memberikan data pada pihak ketiga untuk kepentingan komersial.



Aplikasi Kogan tidak hanya mengumpulkan detail para pengguna Facebook di Amerika Serikat yang mengikuti tes di aplikasinya. Melainkan juga seluruh teman yang dimiliki para partisipan sehingga data yang diangkut berlipat ganda.

Data itu kemudian dianalisis untuk memberikan iklan politik yang sesuai demi kemenangan Donal Trump. Cambridge Analytica menyatakan seluruh data yang didapat dari Kogan telah dihapus. (fyk/rou)