'Tuyul' yang dimaksud yakni penumpang fiktif. Para driver menggunakan aplikasi Fake GPS. Seolah-olah di aplikasi ada penumpang yang diantar, padahal pengemudinya sedang di rumah.
"Di sistem Grab terbaca makanya kita tindaklanjuti. Jadi sistem kami dapat menemukan indikasi-indikasi penggunaan aplikasi yang tujuannya mencurangi sistem," ujar Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridzki mengatakan, kasus driver Grab yang mengantar 'tuyul' di Makassar ini baru yang pertama kali terungkap oleh Grab dan pihak kepolisian. Nantinya, Grab akan bekerjasama dengan polisi untuk mengungkap kasus serupa di kota lainnya.
"Kalau yang terungkap Grab sendiri sudah beberapa. Ke depannya bisa kota-kota lain menyusul supaya tidak ada lagi kecurangan-kecurangan yang dilakukan dan merugikan mitra pengemudi lain," ujar Ridzki. (rns/rns)