Pada awal tahun 2021 India meluncurkan Koo, aplikasi micro-blogging mirip Twitter. Kehadiran Koo sendiri setelah adanya permasalahan antara pemerintah India dengan Twitter.
Alasannya, Twitter menolak untuk menghapus akun-akun tertentu selama aksi protes petani terhadap undang-undang pertanian yang baru. Perusahaan AS tersebut dipanggil karena tidak berbuat cukup banyak untuk memblokir akun yang membagikan tagar yang provokatif terhadap pemerintah.
Koo sendiri awalnya dirancang hanya khusus untuk orang-orang India saja sebagai alternatif pengganti Twitter. Aplikasi ini menawarkan layanan dalam berbagai bahasa lokal India.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini dalam laporan terbarunya Koo sudah berekspansi ke negara lain yakni Nigeria setelah pemerintah Nigeria memblokir Twitter untuk jangka waktu yang tidak ditentukan setelah mereka menghapus kicauan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari.
Dalam thread penjelasan di Twitter, Kementerian Kebudayaan dan Informasi Nigeria menyebutkan pemblokiran itu dilakukan Twitter berulang kali melakukan aktivitas yang bisa melemahkan eksistensi pemerintah Nigeria.
Keputusan ini muncul beberapa hari setelah Twitter menghapus kicauan dari Presiden Buhari yang dianggap melanggar aturan 'abusive behavior' yang ditetapkan oleh Twitter.
Dilansir detiKINET dari Gizmochia, Kamis (10/6/2021) menurut laporan India Today, Koo membuat pengumuman pada hari Sabtu (5/6) sehari setelah Pemerintah Federal Nigeria memblokir Twitter.
CEO Koo, Aprameya Radhakrishna tidak hanya mengkonfirmasi bahwa mereka sekarang menawarkan layanannya di Nigeria tetapi juga mengungkapkan bahwa mereka juga mempertimbangkan untuk menawarkannya dalam bahasa lokal Nigeria.
Ada lebih dari 500 bahasa asli yang digunakan di Nigeria termasuk Hausa, Igbo, dan Yoruba.
Larangan Twitter telah mengakibatkan beberapa pengguna termasuk beberapa pejabat pemerintah menggunakan VPN untuk mengakses platform karena semua penyedia layanan internet di negara tersebut telah memblokir akses ke sana.
(jsn/fay)