Pembinaan sepakbola usia dini, masih belum optimal di Indonesia. Startup aplikasi Bolasoft Indonesia menawarkan solusinya.
Selama ini, dunia sepakbola di Indonesia dianggap masih kurang menerapkan sistem yang baik dalam pembinaan anak di usia dini. Pendataan pemain dianggap kurang, ada perjokian pemain, pemalsuan umur, masalah standardisasi pengelolaan, hingga upaya saling comot pemain berbakat antar Sekolah Sepak Bola (SSB).
Melihat hal tersebut, Dosen Sistem Informasi, Universitas Amikom Purwokerto, Trias Bratakusuma (46) bersama dua rekannya berupaya memperbaiki kesemrawutan tersebut melalui sebuah teknologi yang nantinya dapat diterapkan oleh seluruh sekolah sepak bola di Indonesia. Teknologi ini berbentuk startup aplikasi Bolasoft Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam aplikasi Bolasoft Indonesia tersebut, nantinya setiap sekolah sepak bola dapat menerapkan standardisasi pembinaan pemain secara digital. Antara lain ada daftar hadir pemain, tingkat performance saat latihan. Pembayaran siswa di SSB, hingga jadwal turnamen antar SSB.
"Tujuan utamanya sebenarnya untuk memperbaiki prestasi persepakbolaan Indonesia secara keseluruhan. Dengan terdata dengan baik per SSB, nanti tidak ada saling comot pemain, terus ke depan standardisasi pelatihan ada, karena orang tinggal pakai aplikasi ini," kata Brata saat berbincang dengan detikcom, Rabu (24/3/2021).
Brata mencontohkan salah satu masalah soal saling comot pemain yang menonjol dalam satu SSB. Saling comot tanpa administrasi yang benar mengganggu proses pembinaan siswa.
"Kadang tidak pakai administrasi yang benar, sedangkan yang di sini sudah bina dan mendidik dari nol, istilahnya dari mana siswa itu mulai belajar. Nanti kalau sudah punya prestasi malah diambil SSB yang lain," ucapnya.
Kemudian permasalahan lainnya yakni pemalsuan umur yang kadang terjadi pada saat turnamen atau liga. Biasanya pemain usia 11 nantinya akan diikutkan pada turnamen usia 10, dengan cara memalsukan berkas.
"Berkasnya palsu, biasanya pakai berkas adiknya, pakai ijazah adiknya, yang main nanti kakaknya. Itu sering terjadi," ucapnya.
Masalah lain adalah kurangnya pendataan para pemain di tiap sekolah sepak bola oleh Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI, hingga tingkat standard SSB dalam pembinaan siswa.
"Makanya saya buat ini awal tujuannya untuk itu, jadi masing masing SSB punya data base yang nanti terpusat lagi ke jenjang yang lebih tinggi dan harapannya sampai ke nasional. Sehingga semua pemain itu ada datanya dari mulai usia bermain sepak bola," jelasnya.
Halaman selanjutnya: Aneka fitur aplikasi Bolasoft Indonesia...
Aneka fitur aplikasi Bolasoft Indonesia
![]() |
Aplikasi Bolasoft Indonesia menyabet juara 3 lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kabupaten Banyumas dari kategori aplikasi. Aplikasi ini punya menu manajemen liga. Bahkan telah digunakan pada Liga Bawor usia 17 dan usia 19 yang dilaksanakan oleh Paguyuban SSB se-Jawa Tengah bagian barat serta Jambore Sepakbola Anak (JSA) Seri Nasional pada 2019 lalu.
"Yang pernah dilaksanakan itu Liga Bawor dan JSA Seri Nasional yang lokasinya pindah-pindah, data sudah ada, itu yang penting dan hasil pertandingan. Hasil akhirnya, klasemen mereka tinggal lihat saja, termasuk data susunan pemain sudah diinput semuanya di sini," jelasnya.
Siswa yang sudah diinput dalam satu SSB, tidak bisa di input oleh SSB lain untuk menghindari praktek asal comot pemain. Saat hendak diadakan pertandingan antar SSB, data tersebut nantinya akan disamakan langsung, termasuk scan wajahnya, sehingga menghindari kasus joki pemain.
"Ketika akan pertandingan, dari data data itu kita buatkan kartu pemain yang ada QR code, kartu discan dan juga ada scan wajah. Kalau tidak sesuai dengan fotonya, dia akan ditolak," ucapnya.
Semua kegiatan turnamen juga diatur oleh sistem. Pemain yang telah bertanding dapat diganti dengan pemain lain, sehingga fisik antar pemain terjaga. Meskipun demikian, aplikasi Bolasoft Indonesia disebut Brata masih harus terus dikembangkan untuk data skill hingga performa tiap pemain.
"Arahan pengembangannya kesana nantinya, jadi nantinya ada peringkat tiap siswa saat latihan. Data itu akan terinput semua diaplikasi ini, dan itu hanya per SSB. Sekarang (pengembangan) sudah 75 persen, ke depannya ada rangking per siswa," ujarnya.
Dia menjelaskan jika saat ini aplikasi Bolasoft Indonesia telah digunakan oleh 51 SSB di wilayah Jateng Barat yang tergabung dalam 14 paguyuban dengan jumlah siswa yang mencapai lebih dari 1.000 orang.
Bagi SSB yang ingin menggunakan aplikasi ini tidak perlu membayar. Bagi mereka yang ingin menggunakan aplikasi ini tinggal mendaftar, login dan input data siswanya.
Di Indonesia sendiri, menurut Brata belum ada aplikasi seperti Bolasoft Indonesia. Dia menyebut jika hampir rata-rata aplikasi yang ada tersebut masih informasi berita seputar sepakbola atau pendaftaran sepakbola.
"Terbatas hanya sampai pelaksanaan turnamen, tapi bukan bagaimana mengatasi permasalahan yang ada di usia dini," tuturnya.
Brata berharap implementasi teknologi untuk memperbaiki sepakbola usia dini di Indonesia dapat dilirik oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal tersebut untuk memperbaiki sistem pendataan pemain hingga ke tingkat bawah yang saat ini belum dilakukan secara terpusat.
"Harapannya dari PSSI dapat melihat aplikasi ini dan menerapkannya ke asosiasi di bawahnya untuk pendataan pemain hingga tingkat SSB. Yang terjadi sekarang Askab saja tidak punya data pemain dan SSB," jelasnya.
Halaman selanjutnya: dipakai PSIS Semarang...
Digunakan PSIS Semarang
![]() |
Aplikasi Bolasoft Indonesia saat ini tengah diikutsertakan pada ajang ke Kranova tingkat Provinsi Jawa Tengah untuk mewakili Kabupaten Banyumas. Aplikasi ini juga telah digunakan oleh PSIS Development Semarang.
"Karena PSIS Development ini nantinya tidak hanya di Semarang saja pesertanya dan akan dikembangkan di beberapa daerah. Makanya mereka butuh sistem untuk mendukung itu, dan mereka tertarik dengan Bolasoft Indonesia," lanjut dia.
Sementara itu, Asisten Pelatih PSIS Development, Khusnul Yaqien saat dihubungi detikcom mengatakan jika alasan pihaknya menggandeng Bolasoft Indonesia salah satunya adalah untuk memudahkan pihaknya saat bekerja, khususnya saat melakukan pendataan pemain.
"Dengan fitur ini kita tidak perlu lagi menggunakan aplikasi yang lain, karena ini all in one sebenarnya sih. Terutama menurut pengalaman kita di lapangan itu kita perlu untuk menyiapkan sesi latihan, hingga evaluasi dengan penampilan dan performa individu dan performa tim," ucapnya.
Dia mengatakan jika PSIS Development tertarik menggunakan aplikasi ini juga untuk pengembangan para pemain PSIS nantinya. Meskipun demikian, untuk saat ini, kerjasama yang dilakukan bersama Bolasoft Indonesia masih akan terus dikembangkan lebih jauh.
"Kalau selama ini kita kerjasama dengan Bolasoft Indonesia masih diawal dan kita masih perlu kembangkan lebih jauh sebenarnya. Awal awal kita masih kerjasama diproses registrasi, ke depannya akan dibicarakan termasuk fitur-fitur apa yang ingin dikembangkan sama sama," ucapnya.