Clubhouse telah melampaui 8 juta download di seluruh dunia sejak diluncurkan. Aplikasi media sosial berbasis audio ini mengalami ledakan pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir.
Firma analisis dan riset aplikasi mobile App Annie menyebutkan, pada 1 Februari Clubhouse mencatat lebih dari 3,5 juta unduhan secara global. Kemudian pada 16 Februari, angka downloadnya melesat tembus hingga 8,1 juta.
Dikutip dari Venture Beat, Jumat (19/2/2021) salah satu analis App Annie, Lexi Sydow menyebutkan, aplikasi ini dengan cepat menarik perhatian di Inggris, Jerman, Jepang, Brasil, Turki, dan sejumlah negara lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti banyak bisnis sosial lainnya di tengah pandemi, Clubhouse mendapatkan keuntungan dari kebutuhan untuk menggantikan yang hilang karena situasi pandemi COVID-19.
"Clubhouse menggantikan kekosongan saya dalam berjejaring setelah tidak ada lagi konferensi yang bisa saya hadiri secara langsung," kata Oden Sharon, developer game asal Israel.
Dengan ratusan orang bergabung dalam sebuah ruangan obrolan, kemungkinan besar selalu ada ahli yang akan mendiskusikan suatu topik. Moderator dapat mempromosikan audiens tertentu untuk bergabung ke 'panggung', dan anggota audiens lainnya dapat mengangkat tangan secara virtual untuk mengajukan pertanyaan.
Ada banyak orang dari kalangan teknologi, selebriti, dan influencer bergabung di platform ini. Pengguna Clubhouse lainnya, CEO Influential Ryan Detert menyebutkan, Clubhouse adalah platform yang bagus karena berfungsi sebagai jejaring profesional seperti LinkedIn, namun dengan format diskusi panel.
"Ini adalah platform yang hebat untuk terhubung dengan pebisnis yang berpikiran sama. Selain itu, sifat platform yang singkat dan kemampuan nama-nama besar untuk ikut mengobrol, membuatnya menarik dan tidak dapat diprediksi," sebutnya.
Memang tidak semua orang penggemar Clubhouse. Sebagian berpikir karena Clubhouse memiliki penonton elit (atau elitis) saat ini.
"Kesan saya, Clubhouse hanyalah contoh lain dari Silicon Valley yang mencoba 'meningkatkan' solusi yang ada yang sebenarnya tidak rusak," senior di bidang humas Jonathan Hirshon.
"Ini disebut panggilan konferensi melalui IP. Ya, antarmuka penggunanya bagus dan keseluruhan UX berfungsi, tetapi saya sangat skeptis konsep ini tidak dapat dengan mudah dikloning oleh Twitter, Zoom, atau Cisco," tutupnya.
(rns/fay)