Pendaftaran Internet Seluler 100 Mbps Bakal Dibuka Menkomdigi di Akhir 2025
Hide Ads

Pendaftaran Internet Seluler 100 Mbps Bakal Dibuka Menkomdigi di Akhir 2025

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 30 Okt 2025 18:00 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid
Menkomdigi Meutya Hafid. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET
Jakarta -

Setelah menyelesaikan lelang frekuensi 1,4 GHz, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyebutkan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan akan membuka lelang pita frekuensi 2,6 GHz. Spektrum mid-band itu akan digelar pada akhir 2025.

Meutya menyebutkan lelang frekuensi 2,6 GHz sebagai langkah untuk memperkuat koneksi 5G di Indonesia. Sebagai informasi, sejak dihadirkan pertengahan Mei 2021, jaringan seluler generasi kelima itu cakupannya baru 10%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mudah-mudahan untuk kejar akhir tahun ini, kita juga akan melakukan lelang dari 2,6 GHz untuk pembangunan 5G," kata Meutya dalam acara FEKDI x IFSE 2025 di Jakarta Pusat, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (30/10/2025)

Dia menambahkan, meski seleksi frekuensi tersebut digelar akhir tahun ini, Komdigi membidik prosesnya baru rampung pada tahun depan. Kemudian, setelah itu, pembangunan jaringan 5G melalui frekuensi 2,6 GHz segera bisa dimulai.

ADVERTISEMENT

"Kalau lancar, (lelang frekuensi 2,6 GHz) tahun depan selesai dan pembangunannya juga sudah mulai dirasakan tahun depan," kata Meutya.

Pita frekuensi radio 2,6 GHz merupakan salah satu pita mid-band yang memiliki keunggulan kapasitas dengan bandwidth yang tersedia sebanyak 190 MHz. Spektrum dengan moda Time Division Duplex (TDD) diketahui memiliki ekosistem perangkat 4G dan 5G terbanyak kedua secara global.

Komdigi menyebutkan dengan dilepasnya frekuensi 2,6 GHz dapat menambahkan kualitas mobile broadband yang dibutuhkan Indonesia untuk meningkatkan pengalaman internet yang lebih baik.

Sementara itu, Komdigi yang baru saja menyelesaikan proses lelang frekuensi 1,4 GHz yang diperuntukkan layanan jaringan akses nirkabel pita lebar (fixed broadband), Meutya mengatakan, dapat memperluas akses internet rumah dengan harga terjangkau di Indonesia.

"Jadi tahun kedua dari (pemerintahan) Presiden Prabowo percepatan-percepatan itu akan dilakukan karena memang administrasi, paperwork, dan persiapan di tahun pertama itu sudah dilakukan dengan baik," pungkas dia.

Sebelumnya, Komdigi telah melakukan konsultasi publik atas Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi Radio 2,6 GHz.

Kecepatan internet Indonesia yang lambat di kawasan Asia Tenggara jadi sorotan belakangan ini. Pemerintah menyiapkan frekuensi 2,6 GHz dapat meningkatkan kualitas internet jaringan pita lebar bergerak (mobile broadband) sebesar 100 Mbps pada 2029.




(agt/fay)
Berita Terkait