Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan pembangunan dan optimalisasi jaringan 4G tetap menjadi prioritas utama dalam arah kebijakan strategis Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029.
Dalam dokumen Renstra Komdigi yang saat ini sedang dalam tahap konsultasi publik menyebutkan pemerataan layanan 4G menjadi dasar bagi terwujudnya konektivitas digital yang inklusif sebelum beralih ke jaringan 5G secara nasional.
Komdigi mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur Telekomunikasi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) diarahkan untuk memperluas layanan 4G di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerataan infrastruktur TIK dilakukan melalui pembangunan dan optimalisasi jaringan 4G dan 5G, serta perluasan akses broadband hingga seluruh wilayah administrasi desa untuk mendukung transformasi digital nasional," demikian tertulis dalam dokumen Rancangan Renstra Komdigi 2025-2029.
Berdasarkan data yang diungkapkan Komdigi, saat ini cakupan 4G mencapai 97,16% populasi masyarakat dan 5G baru 4,44%.
Kebijakan pemerintah ke depannya akan menjadi bagian dari pilar Konektivitas Digital Bermakna dan Inklusif, salah satu dari tiga fokus utama transformasi digital nasional. Pemerintah menilai perluasan jaringan broadband menjadi kunci untuk memperkuat fondasi ekonomi digital dan meningkatkan kualitas layanan publik.
Berdasarkan pantauan detikINET di Renstra Komdigi, tidak disebutkan secara spesifik jumlah base transceiver station (BTS) maupun desa yang akan disasar Komdigi.
Untuk mempercepat pemerataan layanan, Komdigi menekankan pentingnya kolaborasi antaroperator serta efisiensi penggunaan infrastruktur melalui skema berbagi jaringan.
Komdigi juga menjelaskan pemerintah mendorong pemanfaatan model bisnis kolaboratif dan berbagi infrastruktur untuk mempercepat perluasan layanan broadband nasional.
Pendekatan ini mencakup pemanfaatan model open access, penggunaan infrastruktur fiber dan menara bersama, serta pemanfaatan pita frekuensi rendah, termasuk 700 MHz, 800 MHz, dan 900 MHz, untuk memperluas layanan 4G di wilayah rural.
Meski fokus masih pada 4G, Komdigi menyiapkan kebijakan transisi menuju jaringan 5G dengan tetap memastikan konektivitas 4G merata di seluruh desa. Upaya ini, dikatakan Komdigi, diintegrasikan dengan pembangunan backbone dan backhaul berbasis fiber optik serta pemanfaatan satelit multi-orbit untuk daerah yang sulit dijangkau jaringan terestrial.
Kebijakan konektivitas digital ini juga didukung oleh target peningkatan Indeks Transformasi Digital Nasional, yang ditetapkan naik dari 50,8 menjadi 52,5 pada 2029, serta pemerataan akses broadband hingga 100% wilayah administrasi desa.
(agt/fyk)











































