Sindikat Penipuan Kripto di Nigeria Dibongkar, 792 Orang Ditangkap
Hide Ads

Sindikat Penipuan Kripto di Nigeria Dibongkar, 792 Orang Ditangkap

Anggoro Suryo - detikInet
Rabu, 18 Des 2024 09:15 WIB
Hacker in hoodie dark theme Hacker in a blue hoody standing in front of a coding background with binary streams and information security terms cybersecurity concept
Ilustrasi penipuan online. Foto: Getty Images/sarayut Thaneerat
Jakarta -

Badan Anti Korupsi Nigeria membongkar sindikat penipuan kripto di negaranya, dan menggerebek sebuah bangunan mewah yang menjadi "call center" untuk aksi penipuan tersebut.

Dalam penggerebekan tersebut, pihak berwajib menangkap 792 tersangka yang beroperasi di "call center" itu. Sindikat penipuan ini menggunakan modus percintaan, dan kemudian memeras korbannya untuk membeli mata uang kripto yang tak jelas.

Ratusan tersangka yang ditangkap itu tak semuanya warga negara Nigeria. Ada juga 148 warga negara China dan 40 warga negara Filipina. Mereka semua ditangkap di gedung berlantai tujuh bernama Big Leaf Building, yang berlokasi di Lagos, kota terbesar di Nigeria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Juru Bicara Economic and Financial Crime Commission Nigera Wilson Uwujaren, sindikat penipuan ini mengincar korban dari Amerika dan Eropa. Penipu ini mencari dan menghubungi korban lewat media sosial dan platform pengiriman pesan, seperti WhatsApp dan Instagram.

Modusnya adalah dengan merayu korbannya secara online dan juga menawarkan investasi yang keuntungannya menggiurkan. Setelah korban tergius, mereka dipaksa mengirimkan uang untuk membeli mata uang kripto palsu ataupun proyek-proyek kripto yang tak jelas.

ADVERTISEMENT

"Pelaku yang berasal dari Nigeria direkrut oleh gembong asing untuk menipu korban secara online dengan metode phishing, target utamanya adalah warga Amerika, Kanada, Meksiko, dan beberapa negara Eropa," kata Uwujaren.

"Setelah warga Nigera ini berhasil merayu calon korban, maka tugas penipuan utamanya dilakukan oleh WN asing," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (18/12/2024).

Uwujaren juga menyebut Badan Anti Korupsi itu berkolaborasi dengan mitra internasional dan mencari kaitan antara sindikat ini dengan sindikat kejahatan terorganisir lain. Ia pun menyebut dalam penggerebekan itu ada sejumlah komputer, ponsel, dan kendaraan bermotor yang ikut disita.




(asj/afr)