Potensi pasar Ekonomi digital Indonesia mengalami penurunan tiap tahunnya. Untuk mengatasi hal tersebut dan tidak semakin terpuruk, pemerintah diminta untuk membentuk kementerian khusus, yakni Kementerian Ekonomi Digital.
Usulan tersebut diungkapkan oleh Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda dalam acara "Strategi Indonesia sebagai Digital Hub Asia" yang digelar oleh IndoTelko di Jakarta, Rabu (6/12/2023).
Mulanya, Nailul mengatakan selama ini program yang berkaitan ekonomi digital tidak begitu jelas hasilnya. Ia mencontohkan ketika ada startup bergelar unicorn, pemerintah langsung berambisi untuk mencetak unicorn lainnya hingga program 1.000 startup digital.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang penting sekali roadmap itu," ujar Nailul.
Ia kemudian mengacu dan membandingkan laporan tahunan yang diterbitkan Google, Temasek, dan Bain & Company. Pada 2021 menyebutkan potensi gross merchandise value (GMV) Indonesia pada 2025 mencapai USD 146 miliar, kemudian menjadi USD 130 miliar dan turun ke USD 109 miliar.
"Jadi, memang kita perlu membahas lagi di awal, apakah ekonomi digital Indonesia sebegitu besar, sebegitu optimis kah kita terhadap ekonomi digital kita. Apakah laporan Google pada tahun 2021 itu banyak faktor dia bisa terakselerasi karena ada covid dan sebagainya? Apakah kita sudah masuk ke normal growth?," tanyanya.
Nailul tak menampik bahwa Indonesia memiliki pasar ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi dari nilai ekonomi digitalnya justru mengalami penurunan.
Ia juga menyoroti minat investor bidang digital di Indonesia masih kalah dibandingkan dengan Singapura. Bagi ekosistem digital, kata Nailul, pendanaan dari investor itu sangatlah penting.
"Ini menjadi kekurangan juga. Memang di 2021 itu sangat tinggi sekali funding ke Indonesia untuk startup digital, tapi di 2022 itu turun tajam," ungkapnya.
Selain itu, menurut Nailul, Indonesia juga dihadapi dengan tantangan talenta digital yang masih rendah. Disebutkannya, Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 64 negara yang disurvei terkait digital ranking. Sementara, mengenai knowledge ranking, Indonesia ada di urutan ke-60 juta dari 64 negara di seluruh dunia.
Bahkan, soal dana riset dan pengembangan pun Indonesia terbilang sangat rendah dibandingkan negara lainnya. Padahal, semakin besar rasio dana riset dan pengembangan tersebut akan semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Berbagai persoalan ekonomi digital Indonesia harus diatasi segera, salah satunya dengan dibentuknya Kementerian Ekonomi Digital.
"Saya rasa kita bisa mempunyai satu kementerian yang dia fokus terhadap ekonomi digital, sehingga ekonomi digital ada di satu payung badan saja dan dia mengurusi semuanya. Sebab saat ini terpencar, seperti soal ride hailing di Kementerian Perhubungan, e-Commerce di Kementerian Perdagangan, lalu masalah kemitraan pekerja digital ada di Kemenkop UKM dan Kemenaker. Dan, kita perlu satu wadah kementerian (ekonomi digital) seperti yang ada di Thailand," paparnya.
Dengan adanya kementerian ekonomi digital itu, Hailul menyebutkan bukan tak mungkin cita-cita Indonesia menjadi digital hub Asia dapat terealisasi di masa depan.
(agt/fyk)