Dulu Wanita Muda Terkaya, Kini Dijerat 11 Tahun Penjara
Hide Ads

Dulu Wanita Muda Terkaya, Kini Dijerat 11 Tahun Penjara

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 22 Nov 2022 06:10 WIB
SAN JOSE, CA - JULY 17:  Former Theranos CEO Elizabeth Holmes leaves a federal court after a status hearing on July 17, 2019 in San Jose, California. Holmes is facing charges of conspiracy and wire fraud for allegedly engaging in a multimillion-dollar scheme to defraud investors with the Theranos blood testing lab services. (Photo by Kimberly White/Getty Images)
Elizabeth Holmes yang dibui 11 tahun. Foto: Kimberly White/Getty Images
Jakarta -

Elizabeth Holmes, pendiri startup Theranos yang pernah menjadi salah satu wanita terkaya di dunia, dijatuhi hukuman penjara lebih dari 11 tahun. Dia terbukti bersalah menipu investor mengenai efektifitas alat tes darah buatan perusahaannya.

"Saya merasakan kesedihan yang mendalam terhadap apa yang dilalui orang-orang karena kegagalan saya. Pada para investor dan pasien, saya minta maaf," cetusnya, dikutip detikINET dari CNBC.

Tim pengacara wanita berusia 38 tahun awalnya berargumen bahwa hukuman maksimal untuknya adalah 18 bulan. Akan tetapi hakim mengganjarnya 11 tahun 3 bulan di balik jeruji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadi, Model bisnis startup Theranos adalah menjalankan uji darah dengan teknologi sendiri yang membutuhkan hanya sedikit sampel. Tes ini diklaim Holmes dapat secara instan mendeteksi kondisi medis seperti kanker dan kolesterol tinggi.

Investor pun berdatangan lantaran dijanjikan bakal meraup keuntungan besar. Holmes pun menjadi salah satu wanita terkaya di Amerika Serikat pada tahun 2014, berdasarkan perhitungan Forbes.

ADVERTISEMENT

Theranos meraup pendanaan dari investor kakap seperti Draper Fisher Jurvetson dan Larry Ellison. Tak tanggung-tanggung, mereka mengumpulkan lebih dari USD 700 juta. Para konglomerat, dari Henry Kissinger sampai Rupert Murdoch, ikut berinvestasi di perusahaan tersebut.

Pada investor, Elizabeth Holmes meminta syarat bahwa teknologinya tidak bisa dibuka dan dia yang akan memutuskan apapun soal perusahaannya.

Theranos pun beroperasi seakan diam-diam. Holmes bahkan pernah menuntut tiga mantan karyawan Theranos karena diklaim menyalahgunakan rahasia perusahaan. Dia terinspirasi Steve Jobs idolanya yang sangat mementingkan kerahasiaan. Bahkan seperti Jobs, Holmes mulai memakai kaos hitam dan tidak pernah liburan.

Nama Holmes makin dikenal, ia banyak diliput media. Sering pula hadir di event bergengsi seperti TED Talk di mana ia sepanggung dengan Bill Clinton dan Jack Ma. Pihak luar banyak yang tertarik pada Theranos. Salah satunya retail Walgreens yang membuka pusat uji darah dengan teknologi Theranos.

Menkeu AS George Schultz, Jenderal Angkatan Darat James Mattis, dan keluarga terkaya Amerika, Waltons, termasuk para pendukungnya. Dukungan itu memberi Holmes kredibilitas, begitu juga tingkah lakunya.

"Saya tahu dia punya ide brilian ini dan dia berhasil meyakinkan semua investor dan ilmuwan ini," kata Dr. Jeffrey Flier, mantan dekan Sekolah Kedokteran Harvard, yang makan siang bersama Elizabeth Holmes pada 2015.

Elizabeth Holmes pun pernah memiliki kekayaan bersih USD 4,5 miliar, menjadikannya wanita termuda paling kaya di dunia. Tapi di saat yang sama, kecurigaan besar mulai melingkupi Theranos.

Halaman selanjutnya, Theranos ketahuan belangnya>>>

Ian Gibbons, ilmuwan andalan Theranos, memperingatkan Holmes bahwa tes darah besutannya belum siap untuk publik dan ada ketidakakuratan dalam teknologinya. Ilmuwan lain pun mulai menyuarakan kecurigaannya pada Theranos.

Pada Agustus 2015, lembaga pemerintah FDA akhirnya mulai menginvestigasi Theranos. Regulator pemerintah lantas menemukan uji darah yang dilakukan Theranos pada pasien tidak akurat.

Pada Oktober 2015, media berpengaruh Wall Street Journal mempublikasikan temuannya soal Theranos yang ternyata teknologinya meragukan. Berita ini memicu kejatuhan Theranos dan Holmes lebih dalam.

John Carreyrou, reporter Wall Street Journal, mengungkap bahwa mesin tes darah Theranos yang dinamakan Edison, tidak bisa memberikan hasil akurat. Oleh karenanya, Theranos rupanya memakai mesin yang sama saja dengan perusahaan tes darah tradisional lain, bukan teknologi sendiri.

"Ini yang terjadi jika Anda bekerja untuk mengubah sesuatu. Pertama, mereka berpikir Anda gila, kemudian mereka melawan Anda dan lalu tiba-tiba Anda mengubah dunia," demikian pembelaan Holmes waktu itu, terkait tuduhan miring yang ditimpakan kepadanya.

Pada tahun 2016, lembaga FDA, Centers for Medicare & Medicaid Services, dan SEC ramai-ramai menyelidiki Theranos. Mereka berkesimpulan, telah terjadi penipuan. Maka pada Juli 2016, Holmes dilarang berkecimpung di industri tes laboratorium selama 2 tahun. Kemudian bulan Oktober, Theranos menutup operasi laboratoriumnya.

Maret 2018, Theranos, Holmes dan petinggi perusahaan lain disebut melakukan penipuan masif oleh SEC. Sebagai hukuman, Holmes setuju menyerahkan kontrol voting dan keuangan perusahaan, membayar denda USD 500 ribu dan mengembalikan 18,9 juta saham Theranos.

Dia juga dilarang memimpin perusahaan publik selama 10 tahun. Kekayaannya pun lenyap. Hingga akhirnya saat ini, dia dinyatakan bersalah dan akhirnya harus mendekam 11 tahun di penjara.



Simak Video "PLN Startup Day 2025: Jembatan Startup Wujudkan Energi Masa Depan"
[Gambas:Video 20detik]