Kurang dari tiga bulan lagi, batas akhir perpindahan siaran TV analog ke TV digital atau Analog Switch Off (ASO) akan rampung pada 2 November 2022. Namun sudah sampai di tengah jalan, distribusi set top box gratis TV digital masih sangat rendah.
Direktur Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Ditjen PPI) Kementerian Kominfo, Geryantika Kurnia, meminta agar penyelenggara multipleksing (mux) segera menyalurkan bantuan tersebut kepada rumah tangga miskin.
Gery memaparkan komitmen bantuan set top box gratis TV digital dari Grup SCM itu 1,2 juta unit set top box, MNC 1,1 juta set top box, grup Metro TV 700 ribu set top box, Transmedia 600 ribu set top box, RTV sebanyak 500 ribu set top box, dan Viva 150 ribu set top box.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sampai 18 Agustus kemarin pembagian dari swasta itu baru 5%. Nah, ini menjadi perhatian pemerintah dan Komisi 1 DPR perlu bahu-membahu agar swasta segera melakukan distribusi set top box ini, karena 2 November itu sebentar lagi," ujar Gery dalam sosialisasi ASO yang digelar secara online, seperti detikINET kutip Minggu (28/8/2022).
Adapun kriteria dari penerima bantuan ini juga terus dilakukan pemerintah agar tepat sasaran lagi. Sebab, bila mengacu ke data sebelumnya itu berdasarkan data bantuan sosial (bansos).
"6,7 juta rumah tangga miskin itu berdasrakan data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial-red) lama. Tapi sekarang, data divalidasi karena DTKS ini dasarnya bansos bukan televisi. Kita sekarang validasi dan koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)," kata Gery.
Kominfo sendiri dalam beberapa kesempatan terakhir mengungkapkan kriteria terbaru penerima set top box TV digital gratis, yakni rumah tangga miskin ekstrem. Bantuan ini agar seluruh masyarakat, khususnya yang tidak mampu, bisa menikmati siaran TV digital, saat TV analog dimatikan.
"Jadi, yang diberi adalah masyarakat miskin secara ekstrem. Miskin secara ekstrem itu misalnya, sama sekali tidak punya rumah, tidak punya penghasilan tetap, dan lain sebagainya, sudah ada kriterianya," kata Staf Khusus Menkominfo, Rosarita Niken Widiastuti.
"Memang betul untuk data orang semua tidak mampu itu diberi, itu tidak, karena rumah tangga miskin, tetapi tidak punya televisi analog, ya tidak diberi, yang diberi hanya rumah tangga miskin ekstrem yang memiliki televisi," kata Niken menambahkan.
Sementara itu, stasiun TV yang juga penyelenggara mux saat rapat dengan Komisi 1 DPR mengeluhkan pengadaan distrbusi set top box gratis TV digital yang jadi beban perusahaan karena diterpa pandemi. Selain itu, data penerima yang tidak sesuai di lapangan alias tidak akurat sampai persoalan lokasi penerima bantuan yang sulit dijangkau hingga menambah biaya pengiriman.
"Ada beberapa kendala dalam distribusi set top box, masalah utama adalah data, misalnya data rumah tangga miskin yang disampaikan Kominfo itu data tahun 2013, sehingga memang tidak akurat, apalagi adanya pandemi jumlah rumah tangga miskin bisa bertambah," ungkap Direktur Viva Group Neil R. Tobing.
Temuan di lapangan lainnya, lokasi penerima set top box gratis TV digital ini berada di wilayah yang sulit dijangkau dengan moda transportasi roda empat, bahkan roda dua juga tidak ditembus.
"Bahkan, penerima set top box gratis tidak berada di wilayah siaran TV ter-cover oleh siaran TV analog, apalagi siaran TV digital. Jadi, saat ini mereka menggunakan televisi berbayar karena area blankspot, tetapi data rumah tangga miskin memasukkan mereka sebagai penerima subsidi dalam bentuk set top box," tuturnya.
(agt/fay)