Macron sebenarnya tidak berpikir ada masa depan atas UberPop, namun dia setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan dalam merevisi hukum di Prancis yang mengatur jenis layanan lainnya.
"Uber akan menyediakan skema kerangka aturan untuk layanan berbagi tumpangan. Kami akan menghubungkan tim terkait kami untuk mulai mengerjakan proposal layak yang dapat menjadi kerangka formal di Prancis," bunyi pesan email dari Travis Kalanick ke Macron.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 25 Juni 2015, aksi protes berubah menjadi kekerasan, dan seminggu kemudian Macron mengirim pesan singkat ke Kalanick dengan menawarkan bantuan yang nyata. "[Saya] akan mengumpulkan setiap orang pekan depan untuk menyiapkan reformasi dan perbaikan hukum," tulis Macron.
Baca juga: Uber PHK Lagi 3.000 Pegawai Imbas Corona |
Di hari yang sama, Uber mengumumkan penangguhan Uber Pop di Prancis. Beberapa bulan kemudian, Macron menandatangani sebuah dekrit yang melonggarkan persyaratan atas lisensi para pengemudi Uber.
Sejauh mana hubungan presiden Prancis itu dengan perusahaan global kontroversial yang beroperasi dengan melanggar hukum Prancis belum terungkap hingga sekarang.
Juru bicara Macron dalam tanggapannya mengatakan di email: "Tugasnya (Macron) secara alami membawanya untuk bertemu dan berinteraksi dengan banyak perusahaan yang terlibat dalam perubahan tajam selama tahun-tahun itu di sektor jasa, yang harus difasilitasi dengan membuka rintangan administratif dan peraturan."