Ada Badai PHK, Apa Gebrakan Kominfo agar Startup Tetap 'Hidup'?
Hide Ads

Ada Badai PHK, Apa Gebrakan Kominfo agar Startup Tetap 'Hidup'?

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 03 Jun 2022 12:38 WIB
Jubir Kominfo Dedy Permadi
Ada Badai PHK, Apa Gebrakan Kominfo agar Startup Tetap 'Hidup'?. Foto: Kementerian Kominfo
Jakarta -

Gelombang badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menerpa sejumlah startup. Terkait hal tersebut apa upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) agar startup tetap bisa bernafas panjang?

Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mendorong ekosistem digital, salah satunya menyangkut startup di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kementerian Kominfo terus berkomitmen untuk mendorong ekosistem ekonomi digital yang kondusif, termasuk pemberdayaan startup melalui inisiasi berbagai flagship program," ujar Dedy, Jumat (3/6/2022).

ADVERTISEMENT

Program yang dimaksud, diantaranya Sekolah Beta berupa program peningkatan pengetahuan dan keahlian mendasar para pemula dalam dunia startup yang menargetkan kepesertaan 80.000 orang tiap tahunnya sejak tahun 2021 hingga 2024 mendatang.

Kemudian, 1000 Startup Digital yang bertujuan untuk mencari serta mengkurasi ide kreatif dan mendorong minimum viable product, dengan target 20.000 peserta tiap tahunnya hingga tahun 2024 mendatang.

Berikutnya, Startup Studio ID sebagai sekolah founders bagi startup digital untuk mengembangkan product market-fit dan mendorong eskalasi bisnis melalui peningkatan jumlah akuisisi pelanggan, dengan target 60 orang C-level/founders setiap tahunnya hingga tahun 2024.

Terakhir, program Hub.ID hadir sebagai fasilitator business matchmaking antara para startup dan calon investor dari pihak korporasi swasta, BUMN, Angel Investor, dan Venture Capital.

"Dengan pelaksanaan program-program tersebut, Kementerian Kominfo terus mendukung kehadiran startup di Indonesia dan mengupayakan pertumbuhan industri perusahaan rintisan semakin kuat sehingga turut menggerakkan perekonomian negeri melalui teknologi digital," tutur Dedy.

Di Indonesia sejak akhir Mei, ada beberapa startup tercatat melakukan PHK. Perusahaan dompet digital LinkAja, edtech Zenius, sampai platform e-commerce JD.ID memangkas sebagian karyawannya.

Sedangkan di luar negeri, situasinya juga memburuk bagi sebagian startup. Penelusuran dari agregator layoffs.fyi menyebut total 15 ribu pegawai di jagat teknologi kehilangan pekerjaannya di berbagai negara.




(agt/fay)