Target Pembangunan BTS 4G Meleset, Ini Alasan Bakti Kominfo
Hide Ads

Target Pembangunan BTS 4G Meleset, Ini Alasan Bakti Kominfo

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 14 Apr 2022 16:44 WIB
Teknisi sedang melakukan perawatan perangkat BTS 4G di atas menara di kota Bogor, Jawa Barat Jumat (13/3/2015). Saat ini XL terus Memperluas layanan 4G ke sejumlah kota-kota besar di Indonesia  termasuk di luar jawa. (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Ilustrasi BTS 4G untuk mendukung kebutuhan masyarakat dalam mengakses internet (Foto: Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dikritik terkait melesetnya target pembangunan Base Transceiver Station (BTS) 4G di 4.200 desa.

BTS tersebut dibangun di daerah pelosok, tepatnya yang berada di wilayah Terdepan, Tertinggal, dan Terluar (3T).

Awalnya, 4.200 desa yang menjadi target pertama pembangunan BTS itu selesai Desember 2021. Kemudian dengan alasan pandemi COVID-19, Bakti meminta perpanjangan tenggat waktu hingga 31 Maret 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Namun hingga masuk bulan April, target itu belum semuanya tuntas. Terkait persoalan di atas, Direktur Sumber Daya dan Administrasi Bakti, Fadhilah Mathar menjelaskan pembangunan BTS 4G masih terus dikerjakan.

"Saat ini, rata-rata progress pembangunan BTS 4G fase pertama 1.900 lokasi sudah on air, dan 2.300 lokasi lainnya mencapai 86%," ungkapnya, Kamis (14/4/2022).

Bakti mengungkapkan berbagai faktor yang menjadi kendala hingga target pembangunan BTS 4G di 3T tidak sesuai target. Ada tantangan geografis, transportasi, pembatasan mobilitas akibat pandemi, kelangkaan pasokan microchip, hingga gangguan keamanan.

Kendati begitu, Bakti menjanjikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi tersebut dapat diselesaikan pada tahun ini juga, mengingat di era pandemi yang mana masyarakat kian membutuhkan akses internet.

Fadhilah menyebutkan pemerataan akses internet di 3T itu didukung oleh penyediaan APBN secara bertahap yang disesuaikan dengan kemampuan fiskal pemerintah. Proses pembayaran kepada vendor tidak mengalami kendala, sebab anggaran telah tersedia dan termin pembayaran progress telah diatur di dalam kontrak.

Adapun, APBN yang dialokasikan untuk pembangunan 4.200 BTS 4G ini sebesar Rp 11 triliun.

"Salah satu komponen terbesar adalah biaya logistik pengiriman material, karena banyak lokasi pembangunan yang belum terdapat infrastruktur fisik dasar, seperti jalan, sehingga harus ditempuh dengan menggunakan helikopter," tuturnya.

Sementara itu, pembangunan BTS 4G tahap kedua di 3.704 lokasi akan dilakukan bertahap sesuai dengan ketersediaan fiskal.

"Tahun 2022, anggaran yang ada akan dialokasikan untuk pembangunan BTS 4G di 2.300 lokasi," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate diminta untuk mengevaluasi kinerja Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Indonesia (BAKTI). Hal ini menyusul tidak tercapainya target pembangunan BTS di 4.200 desa 3T yang direncanakan selesai pada Maret 2022.

Menurut Uchok Sky Kadafi, Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Menkominfo sebagai pengawas harusnya melakukan evaluasi terhadap kinerja BAKTI tersebut. Pasalnya keterlambatan ini dapat menghambat program Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk membuka akses telekomunkasi di daerah 3T.




(agt/fay)