Ini Wujud Satelit Satria-1, yang Bisa Bikin Merdeka Sinyal Internet
Hide Ads

Ini Wujud Satelit Satria-1, yang Bisa Bikin Merdeka Sinyal Internet

Agus Tri Haryanto - detikInet
Sabtu, 11 Des 2021 21:10 WIB
Satelit Republik Indonesia alias Satria yang akan membantu menyebarkan akses internet di wilayah Indonesia.
Wujud dari Satelit Republik Indonesia alias Satelit Satria. Foto: Dok. Bakti Kominfo
Jakarta -

Satelit Republik Indonesia (Satria) generasi pertama tengah disiapkan untuk menyediakan akses internet di Tanah Air. Begini wujud dari satelit Satria-1 tersebut.

Satelit Satria-1 dirakit oleh Thales Alenia Space. Adapun, proses pembuatan satelit pemerintah itu saat ini sudah lebih dari 50%.

Proses perakitan memakan waktu tiga tahun sampai 2023 dengan masa konsesi 15 tahun. Satelit tersebut mempunyai tinggi 6,5 meter dan bobot sampai 4,5 ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Satelit pemerintah ini akan diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 kepunyaan SpaceX dari Cape Canaveral, Florida, AS, pada tahun 2023.

"Satelit Satria-1 saat ini sudah lebih dari 50% pabrikasi progresnya. Saat ini dirakit oleh pabrikan di Nice, Prancis," ujar Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Anang Latif.

Diharapkan satelit Satria-1 ini juga dapat beroperasi di tahun yang sama, yakni tepatnya pada November 2023.

Satelit Satria-1 memiliki kapasitas 152 Gbps untuk menyebarkan akses internet sampai 150 ribu titik di seluruh Indonesia, dengan rincian 93.900 titik sekolah, 47.900 titik kantor pemerintah daerah, 3.900 titik markas polisi dan TNI, dan 3.700 titik puskemas.

Nantinya satelit Satria-1 ini mengisi slot orbit 146 derajat Bujur Timur yang dioperasikan oleh PT Satelit Nusantara Tiga, perusahaan bentukan konsorsium PSN, pemenang lelang proyek strategis nasional ini.

Satelit Satria-1Satelit Satria-1 Foto: Screenshot

Satelit Satria-1 dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU dan memerlukan total investasi US$ 540 juta atau sekitar Rp 7,7 triliun (kurs Rp 14.300). Saat ini, pembiayaan berasal dari sejumlah lembaga pendanaan internasional.

Sebanyak 11 stasiun Bumi disiapkan sebagai penghubung komunikasi dengan satelit Satria-1, yang lokasinya di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.




(agt/fay)