Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan pembangunan base transceiver station (BTS) di wilayah Papua telah rampung. Dengan selesainya proyek tersebut, total pembangunan BTS di seluruh Indonesia mencapai sekitar 6.700 unit pada tahun 2025.
Selain itu, Bakti juga mencatat sudah ada sekitar 28.000 titik akses internet yang dapat dimanfaatkan masyarakat, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembangunan BTS di Papua sudah selesai. Tahun 2025 ini total ada sekitar 6.700 BTS di seluruh Indonesia, dengan 28.000 titik akses internet yang sudah digunakan masyarakat, termasuk saudara-saudara kita di wilayah 3T," kata Direktur Utama Bakti Kominfo, Fadhilah Mathar, Jumat (22/8/2025).
Menurutnya, keberadaan BTS dan akses internet tersebut sangat membantu masyarakat 3T, khususnya dalam kegiatan pendidikan berbasis digital. Disampaikannya, banyak siswa di daerah terpencil yang sebelumnya harus menempuh perjalanan jauh ke sekolah, kini bisa mengikuti pelatihan online melalui fasilitas yang disediakan Bakti.
"Memang jarak mereka cukup jauh kalau mau ikut pelatihan. Biasanya harus dikumpulkan dulu di sekolah, disentralisir oleh guru, baru bisa memanfaatkan internet di lokasi yang dibangun Bakti," jelas perempuan yang disapa Indah ini.
Fokus Migrasi ke Satelit Satria I
Selain membangun BTS, Bakti juga mengoperasikan Satelit Republik Indonesia (Satria) I yang sudah beroperasi dengan kapasitas 150 Gbps. Satelit ini menjadi tulang punggung layanan internet di daerah yang sulit dijangkau infrastruktur daratan.
"Mulai 2025, kami akan melakukan migrasi sekitar 1.000 hingga 2.000 titik akses internet yang sebelumnya tidak menggunakan kapasitas Satria I. Ke depan, titik-titik tersebut akan dialihkan agar bisa menggunakan Satria I," ucapnya.
Ia menambahkan, setelah pembangunan besar-besaran di 2024, fokus Bakti pada 2025 akan lebih banyak diarahkan ke operation and maintenance atau pemeliharaan layanan agar kualitas akses internet tetap terjaga.
Dukungan untuk Sekolah Rakyat
Bakti juga menegaskan dukungannya untuk program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial. Meski belum seluruh sekolah rakyat memiliki akses internet, Bakti siap menyalurkan layanan jika dibutuhkan di wilayah prioritas.
"Sekolah rakyat ini terbukti sangat berhasil. Infrastruktur utamanya memang disiapkan Kemensos, tapi kami siap mendukung dengan akses internet jika ada kebutuhan," kata Fadhilah.
Dengan rampungnya pembangunan BTS di Papua, pengoperasian Satelit Satria I, serta dukungan pada pendidikan alternatif, Bakti menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan layanan digital yang inklusif dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
(agt/agt)