Samsung, Micron, dan SK Hynix, dituding terlibat dalam aksi mengatrol harga chip memori dynamic random access memory (DRAM) yang dipakai di iPhone dan bermacam perangkat lainnya.
Ketiga perusahaan itu didaftarkan sebagai tergugat dalam sebuah class action tertanggal 3 Mei. Di dalamnya disebutkan kalau ketiganya mendominasi produksi chip memori dan membuat mereka bisa mengontrol harga dari chip tersebut.
Dalam class action tersebut disebutkan bahwa para penggugat adalah korban dari praktik monopoli itu, yang menyebabkan pasokan chip yang terbatas. Gugatan itu juga mengklaim mewakili warga Amerika yang membeli ponsel dan komputer antara 2016 dan 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam periode waktu tersebut, harga chip memori DRAM memang mengalami peningkatan 130%, dan keuntungan dari ketiga perusahaan tersebut meningkat drastis, mencapai dua kali lipat, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Selasa (11/5/2021).
Gugatan serupa sebelumnya juga pernah didaftarkan pada 2018, namun gugatannya tak berumur panjang karena kemudian ditolak oleh pengadilan setelah penggugat tak bisa membuktikan adanya kerja sama atau kolusi antara ketiga perusahaan tersebut.
Jika digabung, pangsa pasar Samsung, Micron, dan SK Hynix memang hampir mencapai 100%, alias memang benar-benar menguasai pasar chip DRAM. Menurut Trendforce, pangsa pasar Samsung adalah 42,1%, SK Hynix 29,5%, dan Micron 23%.
Namun menurut Trendforce, gugatan itu terlihat agak memaksakan karena menyebut ketiga perusahaan itu sengaja mengatrol harga chip DRAM. Menurut mereka, harga DRAM dua tahun belakangan malah sedang menurun.
Gugatan ini muncul pada masa kelangkaan chip yang terjadi secara global. Berdampak pada produksi dan pengiriman chip yang dipakai di berbagai produk consumer. Kelangkaan ini terjadi karena pandemi Corona, dan berdampak pada kelangkaan prosesor, DRAM, dan berbagai chip lain.
(asj/fay)