Pemerintah Iran memblokir aplikasi messaging Signal setelah warganya berbondong-bondong pindah dari WhatsApp karena khawatir akan kebijakan privasi yang kontroversial.
Sejak Senin (25/1) lalu, pengguna Signal di Iran melaporkan kesulitan mengakses aplikasi tersebut. Dalam cuitan di Twitter, Signal mengatakan mereka sedang berusaha mengakali sensor di Iran.
"Tidak bisa menghentikan registrasi, sensor IR sekarang menghalangi semua trafik Signal. Warga Iran berhak atas privasi. Kami belum menyerah," tulis Signal dalam cuitannya, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (27/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 14 Januari lalu, pemerintah Iran telah memerintahkan agar Signal dihapus dari Cafe Bazaar dan Myket, dua toko aplikasi populer lokal di Iran. Sejak WhatsApp mengenalkan kebijakan privasi terbarunya, Signal memang telah menjadi salah satu aplikasi teratas di toko aplikasi Iran.
Aplikasi ini diblokir setelah ditandai oleh komite yang ditugaskan untuk mengidentifikasi 'konten kriminal'. Komite ini dipimpin oleh jaksa penuntut umum dan beranggotakan wakil dari pengadilan, kementerian komunikasi, penegak hukum, parlemen, kementerian pendidikan, dan lain-lain.
Tapi juru bicara pengadilan Iran Gholamhossein Esmaeili mengatakan sejak kepemimpinan Ebrahim Raisi pada tahun 2019, mereka tidak pernah memblokir media, outlet berita atau layanan messaging.
Ini bukan pertama kalinya Signal diblokir oleh otoritas Iran. Antara tahun 2016 dan 2017, aplikasi besutan Moxie Marlinspike ini pernah beberapa kali dicekal tapi tidak begitu menjadi perhatian karena saat itu tidak memiliki basis pengguna besar di Iran.
Setelah itu blokir Signal dicabut secara diam-diam dan pemerintah Iran tidak memberikan alasan resmi. Saat protes besar-besaran mewarnai Iran pada akhir tahun 2017 dan awal tahun 2018, Signal banyak digunakan oleh aktivis yang mencari media komunikasi yang aman.
Signal bukan satu-satunya aplikasi media sosial yang diblokir oleh otoritas Iran. Sebelumnya aplikasi seperti Telegram, Twitter, Facebook dan YouTube juga sudah dicekal.
Telegram pertama kali diblokir pada Mei 2018, tidak lama setelah demonstrasi besar-besaran di belasan kota di Iran yang memprotes isu ekonomi, politik dan sosial.
Setelah Signal dan Telegram diblokir, aplikasi messaging dan media sosial terdepan yang bisa diakses warga Iran hanya WhatsApp dan Instagram. Fakta ini membuat banyak warga Iran berspekulasi bahwa pemerintah Iran bisa mengakses informasi pengguna WhatsApp.
Tapi spekulasi ini dibantah oleh Mahsa Alimardani, seorang peneliti internet dari organisasi hak asasi manusia ARTICLE19.
"Tidak ada basis faktual untuk rumor ini karena sangat tidak mungkin otoritas Iran memiliki kemampuan untuk melawan kemampuan keamanan Facebook, atau Facebook mau bekerjasama dengan Iran untuk berbagi data," kata Alimardani.
(vmp/fay)