Pemerintah Amerika Serikat baru saja memperketat larangan terhadap Huawei. Akibatnya ponsel Huawei akan sulit mendapatkan update Android terbaru dari Google.
Hal ini dikarenakan lisensi umum sementara (TGL) yang diberikan pemerintah AS kepada Huawei telah kedaluwarsa dan tidak diperpanjang. Lisensi ini diberikan kepada raksasa teknologi asal China itu untuk berbisnis dengan perusahaan asal AS.
Dikutip detikINET dari The Verge, Selasa (18/8/2020) lisensi tersebut memungkinkan Huawei untuk berkolaborasi dengan Google dan memberikan update Android terbaru untuk ponsel Huawei yang dirilis sebelum Huawei dimasukkan dalam Entity List oleh pemerintah AS pada 16 Mei 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak semua ponsel Huawei akan terkena dampak aturan baru ini. Hanya perangkat yang masih menjalankan Google Mobile Services (GMS) yang terancam kehilangan update Android serta update untuk aplikasi dan layanan Google.
Sementara itu ponsel Huawei yang dirilis setelah mereka dimasukkan dalam daftar hitam perdagangan oleh AS tidak akan terdampak. Ponsel-ponsel tersebut tidak menggunakan GMS dan menggunakan Android versi open-source yang mendapatkan update langsung dari Huawei, bukan Google.
TGL juga digunakan oleh perusahaan telekomunikasi kecil di AS untuk memberikan waktu agar bisa menggantikan komponen Huawei di jaringannya. Sekarang perusahaan yang pernah berbisnis dengan Huawei harus mendaftar agar bisa mendapatkan lisensi atas transaksi yang telah disetujui sebelumnya.
Selain itu, Kementerian Perdagangan AS juga membatasi kemampuan Huawei untuk mendapatkan chip tanpa lisensi khusus, termasuk chip buatan perusahaan asing yang dikembangkan atau diproduksi menggunakan software atau teknologi AS.
Peraturan baru ini tentu akan membuat Huawei semakin pusing karena sebelumnya mereka telah khawatir akan kehabisan stok chipset karena sanksi AS. Pada bulan September mendatang mereka juga tidak bisa memproduksi chipset Kirin karena tekanan ekonomi.
Pemerintah AS juga memasukkan 38 perusahaan afiliasi Huawei di 21 negara dalam daftar hitam perdagangan. Jumlah perusahaan dalam daftar tersebut bertambah menjadi 152 sejak pertama kali Huawei dimasukkan pada Mei 2019.
(vmp/fay)