Menkominfo menceritakan sebelum melakukan kunjungan kerja ke Pulau Miangas, dirinya menghadir pertemuan forum Meeting on Fighting Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism di Manado, Sulawesi Utara. Forum tersebut dihadiri oleh sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina dan lain-lain.
Pada saat itulah Menkominfo kemudian ditanya soal pemblokiran layanan Telegram. "Mereka nanya bagaimana caranya? Saya bilang aja blokir-blokir aja, yang penting kita berkomunikasi dulu sama mereka, sebagai pemilik platform," kata Chief RA saat berbincang dengan detikINET.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dikatakan bahwa pihaknya tidak lantas memblokir langsung. Mereka selalu mengundang terlebih dulu baik penyedia layanan media sosial maupun pesan instan. Contohnya beberapa waktu lalu Kominfo melakukan pertemuan dengan pihak Line.
Menkominfo pun sempat memastikan siap membuka blokiran Telegram. Asalkan pihak Telegram telah menyiapkan standard operating procedure (SOP) bilamana Kominfo melakukan pengaduan. Karena beberapa waktu lalu mereka sangat susah dihubungi.
"Kalo ada SOP-nya kita enak ada sesuatu ke mereka, di-take down atau secara administrasi kita minta mereka untuk self sensor," pungkas Rudiantara. (afr/fyk)











































