Agate mengumumkan sub-brand terbarunya, yakni Vertx Break. Fokus bisnisnya pada pengembangan aset-aset game 3D.
Namun Cipto Adiguno, Chief Strategy Officer Agate, mengingatkan kalau jasanya bukan mengarah kepada art yang realistic, melainkan market yang dibidik lebih mengarah kepada art Stylized.
"Kadang-kadang yang namanya stylized tuh lebih kartun, lebih anime, lebih gimana gitu misalnya," kata Cipto kepada detikINET di kantor Agate, Selasa (16/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cipto mengungkapkan, mengingat unit barunya ini masih baru, sehingga tim hanya berisi delapan orang. Dari sini, 80% pengerjaan suatu model digarap oleh tiga sampai empat orang.
Untuk sisanya sebagai individual kontributor, yang memberikan persetujuan terhadap model yang dibuat apakah sudah sesuai atau belum. Persetujuan yang diterima pun bertahap dari satu orang ke orang lainya dengan pangkat lebih tinggi.
"Kalau di Vertx Break semuanya artist. Ada yang punya spesial tertentu misalnya spesialis environment. Ada yang spesialis kita sebutnya Hard Surface," sebut Cipto.
Selanjutnya dia juga membeberkan waktu pengerjaan ketika membuat satu model yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam hingga berbulan-bulan tergantung modelnya.
Cipto pun memberikan contohnya dari pengembang sebuah gentong dan karakter di dalam game. Dikatakan kalau keduanya punya cara dan tentunya termasuk durasi pembuatan yang berbeda.
"Mungkin kalau gentong tuh hitungannya hari lah. Satu karakter hitungannya bulan atau minggu. Jadi berbulan-bulan untuk bikin satu karakter. Bisa satu setengah sampai dua bulan gitu biasanya," ungkapnya.
Namun karakter yang dimaksud itu bukan yang tersedia di game fighting. Kata Cipto, kalau membuatnya untuk genre berantem lebih banyak lagi waktu yang terkikis.
"Kalau game fighting itu kan karakternya gede dan gerekannya macam-macam. Itu bisa lebih lama lagi, tiga sampai empat bulan. Itu cuma modeling doang itu selama itu. Lama banget," tambah Cipto.
Dirinya pun menggarisbawahi kalau bisnis baru Agate ini bukan ajang coba-coba. Sebab sebelum memutuskannya, mereka sudah melakukan survei menggunakan tim kecil.
"Jadi setelah nyoba ini nyoba itu, akhirnya kita memutuskan bahwa oh ternyata yang paling dibutuhkan dan opportunity paling besar adalah 3D, Stylized dan yang game ready," pungkasnya.
Ar Cahyadi Indra, Head of Vertx Break powered by Agate, menambahkan bahwa perusahaannya ingin memperkuat kehadiran Agate di berbagai vertikal game development, dengan memfokuskan kepada layanan 3D Stylized Art dan game ready untuk developer skala AA.
(hps/rns)