Akuisisi Microsoft Terhadap Activision Disetujui Uni Eropa
Hide Ads

Akuisisi Microsoft Terhadap Activision Disetujui Uni Eropa

Panji Saputro - detikInet
Senin, 22 Mei 2023 14:14 WIB
ISSY-LES-MOULINEAUX, FRANCE - JANUARY 25: The logo of the U.S. computer and micro-computing company, Microsoft is visible on the facade of its head office on January 25, 2023 in Issy-les-Moulineaux, France. A global bug affects many Microsoft services today, effects are seen by thousands of users in France. Several Microsoft services, including the Teams collaborative work tool or Outlook messaging, were unavailable worldwide this Wednesday morning due to outages still under investigation, the American group said on Twitter. (Photo by Chesnot/Getty Images)
Microsoft mendapatkan persetujuan dari Uni Eropa, terkait akuisisinya terhadap Activision Blizzard seharga USD 68,7 miliar atau sekitar Rp 1.000 triliun. (Foto: Getty Images/Chesnot)
Jakarta -

Akhirnya Microsoft mendapatkan persetujuan dari Uni Eropa, terkait akuisisinya terhadap Activision Blizzard seharga USD 68,7 miliar atau sekitar Rp 1.000 triliun.

Dilansir Kotaku, Senin (22/5/2023) bulan lalu, upaya mereka untuk membeli Activision diblokir di Inggris. Alasannya sendiri, karena transaksi tersebut ada kaitannya dengan pasar cloud gaming, dan berdampak pada kurangnya inovasi serta sedikit pilihan bagi gamer Inggris ke depannya.

Namun pada tanggal 15 Mei 2023 lalu, regulator Uni Eropa mengumumkan telah memberikan restu. Itu menjadi secercah harapan bagi Microsoft, untuk bisa menyelamatkan mega merger ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagaimana tidak, bila akuisisinya gagal, Microsoft dipastikan membayar biaya pemutusan hingga puluhan miliar rupiah. Kerugian tersebut disampaikan langsung oleh CEO Activision Blizzard, Bobby Kotick.

Dirinya mengungkapkan, kalau perusahaannya bakal menerima uang sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 44 triliun. Kabar itu beredar setelah akuisisi tersebut ditolak oleh otoritas Inggris.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Uni Eropa punya pendapat yang berbeda dengan Inggris. Mereka mengklaim, bahwa kesepakatan antara Microsoft dan Activision, hanya akan menghasilkan lebih banyak persaingan dalam industri game dengan membantu inovasi di pasar cloud gaming.

"Investigasi pasar mendalam Komisi menunjukkan, bahwa Microsoft tidak akan dapat membahayakan pesaingnya baik konsol dan multi-game subscription," kata mereka.

Bahkan Uni Eropa tidak setuju dengan alasan otoritas Inggris memblokir akuisisi Microsoft terhadap Activision. Sebaliknya, mereka mengklaim bahwa membuka Call of Duty, Diablo IV dan lainnya ke pasar cloud gaming, hanya akan memacu kompetisi di Industri ini.

Nah dengan bergabungnya Uni Eropa, maka sudah ada 10 negara yang memberikan restu mengenai akuisisi Microsoft terhadap Activision. Dari peraturan yang diberlakukan, mereka harus mendapatkan total 14 persetujuan.

Kabar terbaru, hubungan Microsoft dengan Activision sudah mendapatkan restu dari Ukraina dan Afrika Selatan. Menurut Komite Antimonopoli Ukraina, kedua perusahaan besar itu tidak melakukan aktivitas ekonomi di bidang layanan cloud gaming di negaranya.




(hps/fay)