Jumlah pemain game melonjak di saat pandemi. Inilah 3 perusahaan developer game yang untung besar.
Bermain game menjadi salah satu pilihan hiburan yang paling mudah dijangkau di saat pandemi seperti sekarang ini. Akibatnya, jumlah gamers melonjak drastis di berbagai negara. Berdasarkan laporan Newzoo Global Games Market Report 2020, mobile game mengalami peningkatan terbesar selama tahun ini dengan pendapatan US$ 77,2 miliar atau tumbuh sebesar 13,3% year on year. Sementara itu, developer game konsol mencatatkan pendapatan selama 2020 sebesar US$ 45,2 miliar atau tumbuh 6,8% year on year. Di sisi lain, game PC menghasilkan US$ 33,9 miliar tahun ini.
Memangnya penghasilan developer atau publisher game bisa sebesar itu? Tergantung jumlah pemain yang membeli dan memainkan game mereka. Karena itu, berikut adalah daftar developer game terbesar di dunia dengan komunitas games yang juga besar yang mampu meraih untung di situasi pandemi saat ini, berdasarkan data dari Newszoo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tencent
Perusahaan asal China ini memiliki lebih dari 60 ribu karyawan dengan investasi ke lebih dari 600 perusahaan. Di industri esports, Tencent dikenal sebagai pengembang PUBG Mobile. Dilansir dari Esports Observer, pada 2020 Tencent berhasil mencatatkan pendapatan bersih US$ 18,9 miliar di Q3 tahun 2020 dan laba bersih yang meningkat 85% year on year dari tahun 2019 hingga mencapai US$ 5,88 miliar.
Dari jumlah tersebut, sebesar US$ 6,26 miliar didapatkan dari game online rilisannya, yang pendapatannya juga meningkat 45% year on year. Jumlah ini terutama didapatkan dari game Peacekeeper Elite dan Honor of Kings yang melebihi 100 juta pengguna harian rata-rata dalam sepuluh bulan pertama tahun 2020. Selain itu, PUBG Mobile dan Clash of Clans juga turut berkontribusi dalam peningkatan pendapatan ini.
Perusahaan yang didirikan oleh Ma Huateng ini juga telah mengakuisisi banyak game developer lainnya, salah satunya adalah pengembang asal Amerika Serikat, Riot Games, yang mengembangkan League of Legends. Tak tanggung-tanggung, untuk 93% saham yang dimiliki, Tencent telah menginvestasikan lebih dari US$ 350 juta pada 2011, sebagaimana dilansir dari Wall Street Journal.
Pada 2015, Tencent pun membeli 7% saham sisanya sekaligus mengakuisisi Riot Games. Bahkan, di masa pandemi ini, Tencent masih bisa menginvestasikan saham sebesar 20% kepada developer asal Jepang, Marvelous Inc. atau menyuntik dana sebesar US$ 65 juta, seperti yang dilansir dari Bloomberg. Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan Tencent, PUBG Mobile Global Championships pun bisa menjadi salah satu turnamen esports dengan nilai hadiah terbesar.
Halaman selanjutnya: Sony...
2. Sony Interactive Entertainment
![]() |
Sama seperti Tencent, Sony Interactive Entertainment (SIE) juga telah mengakuisisi banyak game developer lain, di antaranya adalah Insomniac Games, Sucker Punch yang merupakan pengembang Ghost of Tsushima, hingga Naughty Dog yang mengembangkan The Last of Us Part II yang menjadi Game of the Year tahun 2020 di The Game Awards. Sony pun terkenal dengan konsolnya, PlayStation, yang telah ada sejak 1994.
Melihat banyaknya game eksklusif PlayStation dan konsolnya yang canggih, tak heran Sony mencatatkan angka penjualan yang tinggi meski di tengah pandemi. Angka ini tak hanya berasal dari penjualan game, melainkan juga dari penjualan konsolnya. Dilansir dari Games Industry, SIE tumbuh kuat di awal pandemi. Pada Q1 2020 hingga Juni 2020, SIE mencatatkan pendapatan sebesar US$ 5,7 miliar, meningkat 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Angka tersebut belum termasuk penjualan The Last of Us Part II yang telah terjual sebanyak 4 juta unit hingga Juni 2020. Selain itu, game SIE lainnya juga telah terjual sebanyak 18,5 juta unit. Di tengah lockdown, penjualan digital game memang meningkat. Sebanyak 74% game terjual dalam bentuk digital. Total ada 49,8 juta unit game PS44 yang terjual pada Q1 2020. Ditambah dengan peluncuran PlayStation 5 pada akhir tahun 2020, bukannya tak mungkin angka sebenarnya lebih besar lagi.
Halaman selanjutnya: Nintendo...
3. Nintendo
![]() |
Selain merilis gaming console, Nintendo juga mengembangkan berbagai judul video games ternama, di antaranya adalah Mario, Donkey Kong, The Legend of Zelda, Super Smash Bros., dan PokΓ©mon. Nintendo juga mengembangkan Animal Crossing yang seri terbarunya sangat populer sepanjang pandemi tahun lalu.
Dilansir dari CNN Business, perusahaan yang berbasis di Kyoto ini telah mencatatkan laba operasi untuk paruh pertama tahun fiskal yang berakhir pada bulan September. Jumlahnya melonjak 209% menjadi 291,4 miliar yen Jepang atau sekitar US$ 2,8 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan pun naik 73% menjadi 769,5 miliar yen atau sekitar US$ 7,4 miliar.
Baca juga: 5 Game yang Dilarang di Beberapa Negara |
Bahkan, Nintendo berhasil menjual sekitar 12,5 juta konsol Nintendo Switch dalam rentang waktu April sampai September 2020, meningkat sampai 81% dibandingkan tahun 2019. Game Animal Crossing: New Horizons pun terjual hingga 14,3 juta kopi selama periode tersebut. Sebagai perbandingan, game Switch terlaris Nintendo sepanjang masa, Mario Kart 8 Deluxe, masih baru menyentuh angka penjualan 29 juta kopi sejak 2017. Di sisi lain, Animal Crossing: New Horizons telah terjual sebanyak 26 juta dalam waktu singkat.
Kepopuleran Animal Crossing: New Horizon memang luar biasa. Hal ini karena game ini rilis pada awal 2020 ketika pandemi melanda dan orang-orang diminta untuk tak keluar rumah. Karena mengajak para pemainnya untuk menjelajah dunia Animal Crossing yang menggemaskan dan penuh petualangan, game ini pun menjadi sangat populer. Karena itu, tak heran kalau Nintendo bisa tutup buku pada 2020 dengan keuntungan sebesar itu.
*Artikel ini merupakan kerja sama antara detikINET dengan Team RRQ.
(fay/fay)