Super Mario Run Ogah 'Rampok' Gamer Lewat Game Freemium
Hide Ads

Super Mario Run Ogah 'Rampok' Gamer Lewat Game Freemium

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Rabu, 29 Mar 2017 08:24 WIB
Foto: internet
Jakarta - Super Mario Run memang disebut gagal memenuhi target penjualan yang ditentukan oleh Nintendo. Meski demikian, model pembayaran yang ada di game petualangan si tukang ledeng ini lebih disukai Nintendo ketimbang game mobile lainnya.

Seperti diketahui, game yang rilis pertama kali untuk iOS di bulan Desember 2016 lalu memiliki model mikrotransaksi, di mana Anda harus membayar USD 10 atau sekitar 130 ribu untuk membuka semua level yang ada. Oleh Nintendo, Super Mario Run lebih pantas disebut game premium daripada free-to-play, walaupun Anda bisa mengunduhnya secara gratis.

Model pembayaran 'gratis di awal, bayar kemudian' ini ternyata banyak mendapat kritik dari kalangan gamer, karena dianggap menjebak. Walau begitu, menurut pendapat salah seorang senior executive model pembayaran yang ada di Super Mario Run lebih dipilih dari yang ditawarkan di Fire Emblem Heroes, demikian dikutip detikINET dari Attack of the Fanboy, Rabu (29/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila Super Mario Run menawarkan pembayaran di awal, Fire Emblem Heroes justru menawarkan pembayaran berupa perintilan item. Ini artinya, Nintendo lebih suka model game premium daripada freemium, di mana sejatinya game gratis namun 'merampok' gamer dengan berbagai macam item yang ada.

Super Mario Run sendiri sudah diunduh oleh jutaan gamer, dengan total 10 juta per bulan Januari 2017 lalu. Hanya saja, baru sekitar 5% dari total 10 juta tadi yang rela merogoh kocek untuk membuka semua level yang ada.

Nah, bagaimana pendapat Anda? Apakah senang game yang sedari awal bayar tapi tidak ada item berbayar atau game gratis tapi dibanjiri dengan item berbayar? (mag/yud)