Jadi ceritanya pada pekan lalu, selepas makan siang Benny langsung berburu pokemon sekitar kantornya di Graha Mobisel, Warung Buncit, Jakarta Selatan. Ia berjalan di trotoar berlawanan arah dengan laju kendaraan.
Tiba-tiba saja ada seorang pengendara motor matic menarik paksa Galaxy Note 4. Karena dipegang satu tangan, sang penjambet dapat dengan mudah mengambilnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tangan pria yang berusia 33 tahun ini sempat meraih pegangan belakang motor si penjambret dan berusaha untuk menarik. Tapi Benny tidak dapat menandingi laju motor. Ia malah terjatuh ke aspal.
"Buru-buru saya lepas, khawatir bakal terseret lebih jauh dan berakibat fatal," katanya.
Karena terjatuh, Benny mengalami memar ringan. Celana yang dikenakan pun robek. Hanya saja ia menyayangkan orang yang berada disekitarnya saat itu tidak ada satupun yang membantu.
"Padahal saya sudah meneriakkan woy jambreet!!!. Di dekat saya terjatuh ada warung gado-gado yang dikerubungi oleh para pembeli. Mereka hanya bertanya saya kenapa, tanpa membantu sedikitpun," keluh pria yang berstatus karyawan swasta ini.
Sesampai di kantor Benny coba mendeteksi keberadaan phabletnya lewat Google Device Manager. Sinyal GPS berhenti daerah Pasar Rumput, tak jauh dari Manggarai. Ia lantas melakukan lock dan remote erase agar ketika perangkat tersebut diaktif tidak dapat digunakan dan menghapus semua data di dalamnya.
"Saya juga sempat mengirim SMS lewat ponsel teman meminta agar Galaxy note 4 dikembalikan dengan uang tebusan. Tapi tidak ada respon," kata Benny.
Pria berkacamata ini akhirnya mengikhlaskan phabletnya itu. Ia kemudian mengurus sim card dan membeli ponsel pengganti. Dan tidak lupa menginstal ulang Pokemon Go.
Benny mengaku tidak kapok bermain game besutan Niantic itu. Namun kini ia akan lebih berhati-hati saat bermain. Sebisa mungkin menghindari tempat yang rawan kejahatan.
"Sebetulnya penjambretan ini tidak hanya terjadi karena Pokemon Go. Orang yang lagi baca berita online, membuka media sosial, atau main hp untuk keperluan lain di pinggir jalan raya bisa jadi korban aksi penjambret atau penodongan. Sebaiknya kita jangan terlalu mengekspos ponsel, rajin-rajin mata melihat ke sekeliling. Jangan cuma nunduk terus menatap layar ponsel," pungkasnya. (afr/fyk)











































