Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Jangan 'Kawin' dengan Game

Jangan 'Kawin' dengan Game


Rachmatunnisa - detikInet

Anton Soeharyo (nisa/detikINET)
Jakarta - Game jadi aplikasi populer karena sifatnya yang mudah disukai orang serta menghibur. Sebenarnya, game seperti apa yang bisa menarik minat banyak orang untuk mendownloadnya?

Ditanya soal ini, CEO Touchsten Anton Soeharyo mengaku sulit menjawabnya. Pasalnya, tidak ada kriteria baku yang membuat sebuah game mencetak jumlah download besar.

"Ini pertanyaan yang susah dijawab. Gak bisa ditentukan yang seperti apa. Seperti kemarin-kemarin ada orang Vietnam buat game Flappy Bird, gak disangka meledak, banyak yang download," kata Anton saat berbicara di Mobile Scale Up Conference, di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yang penting disoroti menurut Anton, developer game harus produktif dan terus mencari ide membuat lebih banyak game baru, tidak terpaku pada satu proyek. Anton bahkan mengibaratkannya seperti dalam hubungan pernikahan.

"Banyak developer yang merasa it's my baby, jadi attach dengan game itu. Jangan menikah dengan project game kamu. Game itu bukan istri kamu. Kalau ada retention, ada yang kurang-kurang, tinggalin, lepas aja bikin yang baru," sarannya.

Anton sendiri mengakui tak ragu beralih dari game satu ke game lain. Dengan demikian, dirinya tetap bisa produktif, hingga kini nama Touchten dipandang di industri game mobile Indonesia.

"Kalau gak begitu, gak akan ada game-game baru. Pembuat game besar seperti Rovio dan lain-lain, itu kan mereka bikin banyak game dulu, sebelum akhirnya ada yang benar-benar meledak," simpulnya.

(rns/ash)





Hide Ads