Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
E3 2015
Bos Nintendo: Virtual Reality Gak Asyik
E3 2015

Bos Nintendo: Virtual Reality Gak Asyik


M. Alif Goenawan - detikInet

Reggie Fils-Aime (gettyimages)
Jakarta - President dan Chief Operating Officer Nintendo of America Reggie Fils-Aime angkat bicara seputar perangkat virtual reality dan augmented reality yang marak diperbincangkan di Electronic Entertainment Expo (E3) 2015. Menurutnya, virtual reality atau apapun itu tidak menyenangkan.

Sebagaimana diketahui, baik Sony maupun Microsoft tengah fokus menggarap teknologi canggih itu. Berawal dari perangkat, kini perlahan beberapa judul game virtual reality dan augmented reality mulai berdatangan.

Di antara dua produsen game raksasa tadi, hanya Nintendo yang tampaknya sama sekali tidak tertarik dengan teknologi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini tentu terasa aneh dan janggal bagi perusahaan yang telah berumur 126 tahun itu. Padahal jika berbicara soal virtual reality dan augmented reality, ini bukanlah hal baru bagi pembesut Mario Bros dan Legend of Zelda itu.

Nintendo faktanya telah menjadi perusahaan video game pertama yang mengaplikasikan game dengan teknologi virtual reality. Hal itu dibuktikan dengan merilis Virtual Boy, sebuah headset virtual reality di tahun 1995 silam.



Memang bila dibandingkan dengan perangkat virtual reality saat ini, Virtual Boy tidak ada apa-apanya. Virtual Boy menyajikan game 3D ekawarna dengan efek parallax. Sayang, perangkat tersebut nyatanya tidak cukup futuristik untuk beredar di pasaran dan akhirnya dihentikan peredarannya 6 bulan setelah diluncurkan.

Begitu pula dengan augmented reality. Nintendo cukup sukses dengan sejumlah mini game dan eksperimen pada perangkat handheld buatannya, 3DS.

"Kami telah mengantongi pengetahuan teknikal dari kedua teknologi tadi dan kami telah bereksperimen selama waktu yang lama. Ya kami percaya adalah agar teknologi ini berkembang, Anda harus membuatnya menyenangkan dan perlu membuatnya sosial," ujar Fils-Aime dikutip detikINET dari Polygon, Jumat (19/6/2015).

"Saya belum meninggalkan ranah (virtual reality dan augemented reality--red) ini, jadi saya tidak bilang seperti apa perkembangannya dewasa ini. Tapi dari apa yang saya perhatikan, itu tidaklah menyenangkan. Itu hanyalah teknologi," pungkasnya.

(ash/ash)





Hide Ads