6 Tips Sukses @amrazing Membangun Personal Branding
Hide Ads

6 Tips Sukses @amrazing Membangun Personal Branding

Ari Saputra - detikInet
Selasa, 18 Agu 2015 11:00 WIB
Alexander Thian pemilik akun @amrazing saat ditemui detikINET. (Ari Saputra/detikINET)
Jakarta - Tidak banyak yang mampu sukses dan bertahan dalam urusan personal branding seperti yang dialami Alexander Thian, pemilik akun @amrazing. Ia memulai dari nol tetapi tidak malu untuk belajar menulis, memotret dan melakukan hal-hal baru.

Saat ini, dengan pengaruh yang ia punya di sosial media, @amrazing di-endorse berbagai produk dan brand dengan nilai kontrak yang tidak sedikit. Kepada detikINET, ia bocorkan rahasianya untuk bisa eksis di media sosial.

Pertama, tentukan karakter yang akan dilakoni. Ia mencontohkan dirinya saat terjun ke Twitter, ia langsung cuap-cuap dengan tema ringan dan menghibur. Twiter pun kepincut sehingga menpromosikan akunnya bersama 30 akun lain di Indonesia. Begitu pula ketika terjun ke Instagram, dia langsung meneguhkan diri untuk konsisten pada foto-foto traveling.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tema lain misalkan kritik sosial, sudah ada yang lain," tutur Lexy, begitu ia biasa dipanggil.

Kedua, banyak belajar dan tidak malu bertanya. Lexy bercerita, saat ia memutuskan untuk berhenti kerja di sebuah gerai ponsel dan menjadi penulis skenario, Lexy tidak mempunyai pengalaman apapun. Namun dengan usaha dan mau bertanya kiri-kanan, akhirnya Lexy mampu mengikuti ritme kerja sebagai penulis skenario.

Begitu pula saat melirik tren Instagram, dia mengaku masih cupu untuk urusan motret-memotret. Tetapi dia tidak minder untuk belajar. Juga tidak sungkan meski ia hanya menggunakan kamera Blackberry dan iPhone.

"Aku lihat foto-foto jurnalis terkenal apalagi yang menang Pulitzer segala macem. Aku liatin dan bertanya kenapa foto ini yang menang, apa kekuataannya, apa rahasianya," tukas Lexy.



Alexander Thian saat traveling ke London. (Foto: Alexander Thian)

Ketiga, konsisten dan tidak patah semangat. Dua hal itu yang dilakukan Lexy untuk bisa menuai follower yang tidak sedikit. Konsisten dengan tema dan pilihan karakter serta tidak jatuh mental saat diserang para hater.

"Awal-awal suka dibilangin, sombong banget mention enggak dibalas. Tapi lama-kelamaan pada ngerti," ujar Lexy menunjuk contoh para follwernya yang sering mention ke akun miliknya. Sebagai catatan, notifikasi akun @amrazing sampai 'jebol' lantaran banyaknya komentar dan jumlah likes seusai ia mengupload foto atau mencuit kata-kata.

Keempat, beri batas yang tegas antara wilayah pribadi dan wilayah publik. Sehingga tidak kebablasan untuk urusan ngetweet atau mengupload foto. Jangan jadikan masalah pribadi menjadi konsumsi publik.

"Untuk masalah pribadi aku keep sendiri. Aku nggak menyentuh kehidupan personal, kehidupan pribadi aku kayak gimana sih. Kan ada ABG-ABG berantem sama mamanya, sama papanya, sama pacarnya kemudian di posting. Aku ggak mau seperti itu, " tegas Lexy.

Kelima, pegang teguh prinsip ketika sudah mulai ngetop dan dilirik oleh sponsor. Ia mencontohkan, ketika dia diminta mendukung kampanye produk tertentu, dia akan menerapkan 3 hal yang tidak bisa diganggu gugat.

Pertama, semua foto yang diunggah harus dijepret dari tangannya sendiri. Kedua, dia tidak mau mengunggah foto yang hanya berupa banner atau poster iklan sponsor. Ketiga, khusus untuk Instagram, temanya harus seputar traveling. "Itu semacam kode etik," tegasnya.

Keenam, tetaplah kreatif, selalu mencoba hal baru dan memaksimalkan potensi yang dipunyai. Persis seperti yang Lexy lakukan dalam setiap foto-fotonya, dia sukses menemukan angle dan komposisi unik. Kemudian dikawinkan dengan caption menarik, foto-foto yang sudah umum masih mampu mencuri perhatian.

"Seperti memotret candi Ratu Boko, Jogja. Aku membuat frame Ratu Boko waktu mau terbenam. Masih banyak likes dan komen, walaupun siapa sih yang tidak tahu Ratu Boko," ucapnya.



Sunset di Candi ratu Boko, Jogja. (Foto: Alexander Thian)

Kreativitas dan rasa ingin tahu pula yang membuat ia mencoba hal-hal baru seperti memotret milky way atau memulai bermain Periscope. Lexy mampu mengalahkan rasa takutnya untuk tampil depan publik lewat Periscope.

"Dengan Periscope aku belajar reportase dan public speaking. Dulu, aku diajak ngisi acara suka nggak pede. Dengan profesiku, aku harus roadshow, ketemu pembaca, ngisi seminar segala macem. Mau nggak mau aku harus bisa," tukas pemilik tato burung Phoenix di lengan kanan itu.



Salah satu karya yang diupload di Instagram @amrazing. (Foto: Alexander Thian)

(Ari/ash)