Lensa Tamron 70-180mm f/2.8 Wajib Bagi Fotografer Pro atau Amatir
Hide Ads

Review

Lensa Tamron 70-180mm f/2.8 Wajib Bagi Fotografer Pro atau Amatir

Enche Tjin, - detikInet
Selasa, 26 Mei 2020 22:00 WIB
Review Tamron 70-180mm f/2.8 untuk kamera Sony
Lensa Tamron 70-180mm f/2.8 Wajib Bagi Fotografer Pro atau Amatir. (Foto: Dok. Enche Tjin)
Jakarta -

Setelah sukses dengan lensa zoom Tamron 28-75mm f/2.8 dan 17-28mm f/2.8 untuk Sony FE (full frame), Tamron akhirnya merilis lensa telefoto zoom 70-180mm f/2.8 untuk melengkapi seri zoom mirrorless f/2.8 untuk Sony.

Dari kiri ke kanan: Tamron 17-28mm f/2.8, 28-75mm f/2.8 dan 70-180mm f/2.8.Dari kiri ke kanan: Tamron 17-28mm f/2.8, 28-75mm f/2.8 dan 70-180mm f/2.8. Foto: Dok. Enche Tjin

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk digunakan di kamera Sony APS-C seperti A6400 atau A6600 juga compatible, misalnya untuk mendapatkan jarak fokal ekuivalen yang lebih jauh. Adanya crop factor 1.5x menjadikannya ekuivalen dengan 105-270mm.

ADVERTISEMENT

Tapi sebagian besar kamera APS-C Sony, kecuali A6600 dan A6500 tidak memiliki built-in stabilization atau istilah Sony, steadyshot, sehingga fotografer harus berhati-hati dalam memilih shutter speed supaya foto tidak blur karena getaran tangan.

Panjangnya hanya 14.9 cm di 70mm, beratnya 810gram dan diameternya 8.1 cm. Lensa telefoto ini terlihat lebih pendek dan compact dibandingkan dengan lensa telefoto 70-200mm f/2.8 pada umumnya, tapi tidak bisa dibilang langsing.

Filter diameter yang dipilih cukup bijak yaitu 67mm, sama dengan 28-75mm dan 17-28mm sehingga bisa sharing filter dan tidak terlalu besar.

Tentu saja ada yang dikorbankan supaya bisa seringkas ini, tidak ada tuas AF-MF di lensa, tidak ada stabilizer (OIS), tidak ada tombol fungsi seperti di lensa Sony G/GM. Lensa ini memang dibuat sesederhana mungkin dan mudah digunakan.

Meski demikian tetap ada gelang untuk manual fokus dan kunci (lock) di 70mm supaya lensa tidak menjulur keluar saat tidak digunakan.

Foto: Dok. Enche Tjin

Kualitas gambar

Kualitas gambar yang dihasilkan Tamron ini pada dasarnya baik, tidak kalah dengan lensa 70-200mm pada umumnya. Resolving detail-nya tinggi mampu merekam tekstur halus dengan jelas dan bokehnya juga cukup mulus.

Hanya saja saat menggunakan f/2.8 saya melihat ada sedikit vigneting, atau gelap di ujung-ujung lensa. Bagian depan lensa Tamron sudah dilapisi Fluorine coating dan BBAR generasi 2 untuk mengurangi flare / suar saat menghadapi sumber cahaya yang kuat.

Bokeh di f/2.8 di bagian tengah berbentuk bulat, di sisi ujung foto sedikit persegi, di bagian dalam ada sedikit tekstur dan outline tipis.Bokeh di f/2.8 di bagian tengah berbentuk bulat, di sisi ujung foto sedikit persegi, di bagian dalam ada sedikit tekstur dan outline tipis. Foto: Dok. Enche Tjin

di f/4 bokehnya berbentuk hampir bulat di bagian tengah atau di tepi foto.di f/4 bokehnya berbentuk hampir bulat di bagian tengah atau di tepi foto. Foto: Dok. Enche Tjin

di f/5.6, bokeh bersegi 9 mulai terlihat sesuai dengan jumlah bilah lensa Tamron.di f/5.6, bokeh bersegi 9 mulai terlihat sesuai dengan jumlah bilah lensa Tamron. Foto: Dok. Enche Tjin

Saat menguji di berbagai fokal lensa, dari 70, 100 dan 180mm, saya melihat kualitasnya sudah sangat tajam, di 70mm ada sedikit distorsi dan di f/2.8 kualitas di ujung foto agak kurang tajam, tapi di f/4 dan f/5.6 sudah merata dan vinyet sudah hilang.

Di 180mm terdapat distorsi pincushion (cekung), yang kadang bagus buat portrait karena membuat wajah lebih rata.

Penampakan distorsi pincushion di 180mm.Penampakan distorsi pincushion di 180mm. Foto: Dok. Enche Tjin

ISO 100, f/2.8, 100mm, 1/160 detik, Sony A7R IV, portrait style.ISO 100, f/2.8, 100mm, 1/160 detik, Sony A7R IV, portrait style. Foto: Dok. Enche Tjin

ISO 100, f/2.8, 180mm, 1/160 detik, Sony A7R IV, portrait style.ISO 100, f/2.8, 180mm, 1/160 detik, Sony A7R IV, portrait style. Foto: Dok. Enche Tjin

Meskipun tidak memiliki stabilizer di body lensa, tapi jika di kamera ada stabilizernya, maka kita memanfaatkan hal tersebut. Saat menggunakan jarak fokal terpanjang yaitu 180mm, saya dapat menggunakan shutter speed 1/50 detik dan mendapatkan foto yang tajam secara konsisten.

Di 1/25 detik, kadang foto tajam kadang tidak, dan kalau di bawah itu, misalnya 1/10 detik maka hasil fotonya blur karena getaran tangan sudah masuk mempengaruhi hasil foto. Dengan pengujian ini, saya menyimpulkan keefektivitas stabilizer Sony A7III dengan Tamron 70-180mm ini sekitar 2 stop.

Fokus

Tamron dari dulu sangat terkenal atas kualitas lensa makro-nya seperti lensa Tamron 90mm f/2.8 untuk kamera DSLR yang legendaris karena kualitasnya dan harga yang terjangkau. Lensa 70-180mm ini meskipun belum sampai tingkat makro, tapi bisa fokus cukup dekat (close-up) dengan manual fokus kita bisa fokus hanya 27mm di jarak fokal 70mm, dan 85 cm di jarak fokal lainnya dengan autofokus.

Kemampuan ini menjadikan Tamron cocok juga untuk penggemar foto-foto close-up/abstrak saat traveling yang ingin kepraktisan lensa zoom.

Lensa ini bisa fokus sangat dekat, yaitu 27cm, tapi dalam kondisi manual fokus dan jarak fokal 70mm saja.Lensa ini bisa fokus sangat dekat, yaitu 27cm, tapi dalam kondisi manual fokus dan jarak fokal 70mm saja. Foto: Dok. Enche Tjin

Saat fokus sangat dekat, ruang tajam sangat tipis. Hasil foto tidak setajam di jarak normal (85 cm kevatas) tapi cukup lumayan.Saat fokus sangat dekat, ruang tajam sangat tipis. Hasil foto tidak setajam di jarak normal (85 cm kevatas) tapi cukup lumayan. Foto: Dok. Enche Tjin



Di bukaan f/8, kejaman dan ruang tajam meningkat.Di bukaan f/8, kejaman dan ruang tajam meningkat. Foto: Dok. Enche Tjin

Kinerja autofokus Tamron juga sangat baik berkat motor VXD (Voice-coil eXtreme-torque Drive) motor ini adalah inovasi terkini dan yang terbaik dalam sejarah Tamron dalam mengikuti subjek bergerak.

Selain cepat dan tidak bersuara, motor fokus baru ini sangat akurat. Menurut Tamron, tingkat presisinya mencapai 0.005mm saja, lebih tipis dari sehelai rambut.

Kesimpulan

Keputusan Tamron dalam memilih untuk membatasi jarak fokal lensa ke 180mm daripada 200mm, menurut saya sangat positif karena dapat memangkas ukuran dan berat secara signifikan. Lensa telefoto untuk kamera full frame berjarak fokal 70-200mm f/2.8 biasanya beratnya sekitar 1.5-1.8kg.

Lensa buatan Tamron ini kurang lebih hanya 1/2-nya dan filter diameternya juga jauh lebih kecil (biasanya 77 atau 82mm) sehingga fotografer bisa lebih hemat.

Kiri: Tamron 70-180mm dibandingkan Sony GM 70-200mm (kanan) terlihat lebih ringkas.Kiri: Tamron 70-180mm dibandingkan Sony GM 70-200mm (kanan) terlihat lebih ringkas. Foto: Dok. Enche Tjin

Banyak kelebihan Tamron 70-180mm f/2.8 ini yang menurut saya membuat lensa Tamron ini tidak hanya unik dan inovatif tapi juga merupakan lensa yang wajib dipertimbangkan bagi fotografer amatir atau profesional yang menggunakan kamera Sony mirrorless baik untuk fotografi dan videografi.




(jsn/fay)