Menjepret Pacu Jawi, Lomba Balap Sapi yang Mendebarkan
Hide Ads

Menjepret Pacu Jawi, Lomba Balap Sapi yang Mendebarkan

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 21 Mar 2018 20:26 WIB
Foto: Adi Fida Rahman/detikINET
Bukitsangkar - Siang itu cuaca terlihat lumayan terik ketika detikINET dan rombongan X-Plore X-H1 tiba di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tidak ada keramaian yang mencolok kala bus yang kami tumpangi selama dua jam dari Kota Padang itu memasuki jalan kecil menuju lokasi yang menjadi tujuan utama. Padahal hari itu akan digelar kegiatan yang cukup akbar.

Barulah saat sampai ke lokasi parkiran, keriuhan sudah mulai terasa. Puluhan motor dan beberapa mobil terparkir di sana, terlihat pula beberapa orang hilir mudik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah turun dari bus, rombongan pun dihantar ke pusat kegiatan. Perlahan terlihatlah keramaian yang sesungguhnya. Belasan pedagang berbaris di pinggir jalan, ratusan orang pun mengitari arena yang sebelumnya hanya petakan sawah.

Pacu Jawi, Arena Pacu Sapi dan KameraFoto: Adi Fida Rahman/detikINET

Ya hari itu akan dihelat Pacu Jawi. Pacu artinya lomba, sedangan Jawi adalah Sapi. Benar, mirip Karapan Sapi di Madura. Tapi permainan tradisional khas Tanah Datar ini sepertinya lebih menantang. Sebab arena pacunya di lahan sawah yang penuh air.

"Pacu Jawi kerap diselenggarakan di sawah yang sudah selesai dipanen. Mulanya kegiatan ini diselenggarakan sebagai acara hiburan bagi para petani sehabis panen untuk mengisi waktu luang. Selain itu, ini juga bentuk rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah," ujar Dodi Sandradi dari Kemilau Indonesia Wisata yang mengatur hunting kami.

Atraksi ini belakangan semakin populer di kalangan wisatawan, terutama bagi para pecinta fotografer. Lewat Pacu Jawi, para fotografer dapat mengasah kemampuan memacu kameranya untuk menangkap momen yang tidak hanya tepat tapi dramatis.

detikINET beserta sejumlah rekan media dan para fotografer kawan pun langsung mencari titik untuk mengabadikan momen tersebut. Oleh Fujifilm, kami semua dibekali X-H1 dengan lensa , kamera flagship terbarunya.

Pacu Jawi, Arena Pacu Sapi dan KameraFoto: Adi Fida Rahman/detikINET


Bagi detikINET yang belum sangat mahir fotografi, mendapat X-H1 bak mendapat persenjataan mumpuni. Bagaimana tidak kamera ini dibekali fitur unggulan yang akan memudahkan menangkap segala momen.

"X-H1 menjadi kamera mirrorless seri X pertama yang dibekali sistem in-body image stablization (IBIS). Jadi mampu meminimalisir terjadinya blur," kata Anggiawan Pratama, Marketing Manager Electronics Imaging Fujifilm Indonesia sebelum hunting foto.

Para penjual makanan di sekitar arena menjadi bidikan pertama kami. Pertemuan penjual dan pembeli rasanya menjadi appetizer yang pas sebelum ke menu utama.

Merasa sudah cukup, langkah kaki kemudian beranjak ke arena pacuan. Karena baru pertama kali dan tidak begitu paham situasi, detikINET mencari titik dekat pinggiran sebelah kanan arena.

Pacu Jawi, Arena Pacu Sapi dan KameraFoto: Adi Fida Rahman/detikINET


Melihat para petani memacu sapinya memang cukup seru untuk dipotret. Wajar kiranya para fotografer, bahkan dari luar negeri, sengaja datang ke Batusangkar demi Pacu jawi.

Lantaran menggunakan lensa Fujinon XF 16-55Mm F2.8 R LM WR, rupanya titik kami memotret masih terlampau jauh untuk menangkap para joki menggigit buntut sapi. Katanya, inilah momen yang paling banyak dicari oleh para fotografer.

Kami pun lantas berpindah ke titik yang bisa menangkap aksi joki dari arah depan. Dodi dari Kemilau sempat mengingatkan untuk berhati-hati bila berada di area yang berhadapan dengan lintasan pacu. Sebab sapi bisa saja berlari ke arah titik kita berdiri.

Pacu Jawi, Arena Pacu Sapi dan KameraFoto: Adi Fida Rahman/detikINET



Benar saja, ketika kami berada di posisi tersebut, rasa takut, was-was dan khawatir menghinggapi. Satu sisi harus konsentrasi memotret, tapi kami pun dituntut untuk waspada akan datangnya sapi.

Sempat beberapa kali, sang sapi seperti berlari ke arah kami. Seketika kami harus berlari di area berlumpur untuk mengamankan diri, takut-takut itu sapi itu menyeruduk. Begitu sapi sudah melintas, kami pun kembali ke posisi untuk beraksi kembali.

Dua jam lamanya para sapi dan petani menjadi objek bidikan kamera kami. Selama itu, dengan kemampuan fotografi standar, X-H1 sudah begitu membantu. Ya walaupun kami tidak mendapatkan momen joki menggigit buntut sapi.

Pacu Jawi, Arena Pacu Sapi dan KameraFoto: Adi Fida Rahman/detikINET
Pengaturan di kamera ini cukup mudah dilakukan tanpa harus masuk ke menu. Tombol shutternya cukup sensitif. Gripnya pun membuat nyaman memegang kamera ini. Kami pun sempat menjajal salah satu fitur unggulannya slow 5x23,98P 120P. Hasilnya memang sangat memuaskan.

Tidak ketinggalan kami menggunakan efek simulasi Eterna yang konon banyak digunakan film Hollywoood. Video yang dihasilkan lagi-lagi begitu mantap.

Segala sensasi yang dirasa selama memotretan Pacu Jawi memberikan kesan mendalam dan tidak akan terlupa. Cipratan lumpur di pakaian menjadi oleh-oleh yang manis.

Bila fotografer Singapore Airline mengaku sudah tiga kali memotret Pacu Jawi, rasanya kami memang harus kembali ke sini lagi. Tapi dengan kemampuan memotret yang lebih baik lagi. Agar momen joki menggigit buntut sapi bisa menjadi kenangan bagi anak cucu nanti.



(afr/rou)