Jangan Dibuang! Buku Panduan Kamera Kunci Memotret Kece
Hide Ads

Tips Fotografi

Jangan Dibuang! Buku Panduan Kamera Kunci Memotret Kece

Adi Fida Rahman - detikInet
Senin, 19 Mar 2018 12:54 WIB
Tips memotret landscape (Foto: Adi Fida Rahman/detikINET)
Jakarta - Jangankan dibaca, buku petunjuk manual yang ada di dalam paket pembelian kamera, seringkali tak dilirik. Padahal, itu adalah kunci memotret landscape yang kece.

Hal tersebut diungkap Ari Amphibia, fotografer yang dikenal lewat karya landscape ciamik. Menurutnya, dari buku manual kita bisa mengetahui detail menu kamera yang akan digunakan.

"Untuk memotret, kita harus mengenal kameranya. Terkadang habis unboxing, kotak sama manual book-nya langsung masuk gudang. Padahal kuncinya di manual book itu," katanya saat berbincang di sela-sela kegiatan X-Plore X-H1 yang berlangsung di Padang, Sumatera Barat, pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangan Dibuang! Buku Panduan Kamera Kunci Memotret KeceFotografer Ari Amphibia (Foto: Adi Fida Rahman/detikINET)


Setelah hatam buku panduan, barulah kita mengenal lebih dalam kameranya. Caranya, dengan selalu dipakai. Tapi waktu untuk mendapat chemistry dengan kamera yang digunakan tidak bisa singkat hanya sebulan atau dua bulan.



"Bisa enam bulan untuk tahu feel kameranya seperti apa," terang Ari.

Setelah itu, fotografer harus memperhatikan komposisi fotonya. Komposisi sendiri adalah memilih objek dalam foto. Kerap kali, fotografer pemula suka bingung setelah sampai di lokasi.

Bila mengalami hal ini, baiknya pilih saja apa yang mau disampaikan dalam foto tersebut. Misalnya, mau menceritakan langit yang oke, komposisinya lebih banyak dibandingkan horisonnya. Sebaliknya jika foreground yang mau ditonjolkan, porsi langitnya dikurangi dalam frame.

Perlu pula diperhatikan tingkat kontrasnya. Kalau membuat foto berwarna, baiknya memperhatikan kontras warna maupun cahaya. Sementara untuk foto hitam putih, lebih menitikberatkan pada kondisi cahaya.



"Kontras cahaya itu seperti apa? Ada gelap terang, ada shadow dan highlight, itu yang di-capture. Misalnya orang bajunya merah, background biru. Atau pisang warna kuning di background hijau, jadinya kontraskan," kata Ari mencontohkan.

Bantuan aksesori tambahan pun tak masalah. Aksesori ini bisa dibawa guna membantu proses pemotretan. Selain tripod, filter bisa menjadi pilihan yang disarankan.

Jangan Dibuang! Buku Panduan Kamera Kunci Memotret KeceBelajar memotret landscape (Foto: Adi Fida Rahman/detikINET)


"Bawa tripod yang kuat, serta filter bila diperlukan. Tapi nggak semua tempat perlu pakai filter. Biasaya kalo ke gunung saya nggak pakai, tapi kalau ke laut digunakan karena kontrasnya cukup tinggi," papar Ari.

Untuk menghadapi faktor x, yakni cuaca, tidak perlu risau. Banyak kamera dibuat tahan air dan debu, contohnya Fujifilm X-H1 yang siap dirilis di Indonesia. Malah dengan adanya hujan, fotografer bisa semakin berkreasi.



"Saya sendiri suka pergantian musim dari hujan ke kemarau. Sekalinya bagus, ya bagus banget. Tapi kalo hujan saya malah cari petir," kata Ari.

Saat hunting petir, Ari meninggalkan kameranya kehujanan. Dia kemudian mengoperasikan kameranya dari jarak jauh menggunakan remote.

Kamera tersebut diseting melakukan long exposure, bisa 30 detik dengan interval beberapa detik selama beberapa frame. Lantas tinggal mengarahkan kamera ke arah petir.

Jangan Dibuang! Buku Panduan Kamera Kunci Memotret KeceMemotret pohon sebagai objek (Foto: Adi Fida Rahman/detikINET)


Atau saat cuaca kurang mendukung, fotograrfer bisa lebih banyak mengambil foreground, misalnya karang, batu-batu dan lainnya. Jadi, jumlah foreground lebih banyak ketimbang langitnya.

Agar foto landscape makin kece, Ari menyarankan untuk sering hunting. Aktivitas ini akan makin mengasah kemampuan sekaligus hasilnya.

"Hasil juga dipengaruhi jam terbangnya. Jadi, ditingkatkan dengan latihan terus menerus," pungkasnya. (rns/rns)