Potret Suram Kamera Digital, Kapan akan Berakhir?
Hide Ads

Potret Suram Kamera Digital, Kapan akan Berakhir?

Penulis: Enche Tjin - detikInet
Rabu, 19 Okt 2016 12:49 WIB
Foto: detikINET/Ari Saputra
Jakarta - Pengapalan kamera digital makin menurun dari tahun ke tahun, dari puncaknya tahun 2010 (121,5 juta kamera) menjadi hanya 35,4 juta saja di tahun 2015 yang lalu. Di tahun 2016 ini, sepertinya juga akan lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Apakah kamera ponsel mempengaruhi penjualan kamera digital? Kalau dilihat dari tabel di bawah, jawabannya iya. Tabel tersebut menunjukkan realitas kamera digital yang dari tahun ke tahun terus menurun.

Warna biru dalam tabel mewakili jumlah pengapalan kamera digital yang tidak dapat berganti lensa (sebagian besar compact/pocket camera) dan warna merah mewakili kamera yang dapat berganti lensa seperti kamera DSLR dan mirrorless.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masa Suram Kamera Digital, Kapan akan Berakhir?


Alasan utama penurunan penjualan kamera adalah karena kamera ponsel sejak tahun 2010 mengalami peningkatan kualitas yang signifikan. Di tahun 2011, Apple meluncurkan iPhone 4, yang memiliki resolusi 8 MP dan mulai terasa cukup untuk digunakan sehari-hari.

Saat kamera compact/pocket mulai menurun tajam di tahun 2012, kamera yang dapat berganti lensa, masih cukup banyak peminatnya. Kemungkinan karena kualitas kamera ponsel masih buruk di kondisi cahaya yang gelap. Tapi mulai dari tahun 2014, kamera yang berganti lensa mulai mengalami penurunan tapi tidak sedramatis kamera compact.

Hal itu mungkin disebabkan di tahun 2016, iPhone meluncurkan iPhone 6, dan mulai melancarkan kampanye iklan dengan mencetak foto dengan seukuran billboard.

Kampanye cerdas ini membuka mata banyak orang bahwa kamera iPhone sudah cukup bagus untuk jalan-jalan. Sebelumnya, masyarakat awam banyak yang berpikir harus menenteng kamera digital besar seperti DSLR untuk memperoleh gambar yang bagus.

Ke depannya, kamera digital yang kualitasnya tanggung akan makin tergerus penjualannya karena kamera ponsel sudah cukup baik atau bahkan lebih baik dan praktis penggunaannya.

Untuk menyikapi penurunan penjualan kamera sebenarnya perusahaan pembuat kamera sudah bereaksi untuk menghadapinya. Tapi reaksi dari setiap perusahan kamera beragam, di antaranya :

-. Membuat kamera digital yang lebih canggih, dan inovatif, terutama dalam bentuk kamera mirrorless yang bentuknya sebagian besar lebih kecil. Contohnya Sony RX100, Canon G7X, Panasonic LX100 dsb. Karena kualitas lebih tinggi, harga kamera juga cenderung naik, dari sekitar Rp 2 jutaan kini beberapa sudah menembus Rp 10 juta per kamera.

-. Membidik pasar Profesional dan enthusiasts. Sebagian besar kamera yang diluncurkan satu-dua tahun terakhir ini dipenuhi oleh kamera-kamera DSLR dan mirrorless profesional seperti Nikon D5/D500, Leica SL, Canon 5D mk IV, Fuji XT2, Sony A99 II dan sebagainya. Harga yang naik ini menguntungkan untuk perusahaan karena profit margin-nya lebih tinggi. Pembeli juga senang karena mendapatkan fitur-fitur mutakhir.

-. Ada perusahaan yang melakukan efisiensi dengan memangkas biaya misalnya sebagian besar produksi kamera dan lensa dipindahkan dari Jepang ke negara-negara Asia lain yang biaya produksinya lebih murah seperti China, Thailand dan Vietnam. Dampak dari efisiensi ini adalah kualitas kontrol yang kurang baik, dan pemecatan membuat perusahaan semakin kecil dan lemah.

-. Beberapa perusahaan lain meningkatkan fokus untuk mengembangkan kamera ponsel, contohnya Leica bekerjasama dengan Huawei dalam mengembangkan modul kamera dan lensa untuk ponsel Huawei P9. Zeiss mengembangkan lensa aksesoris "Exo lens" yang dapat dipasang di kamera ponsel untuk mendapatkan sudut pandang berbeda. Setahun yang lalu, perusahaan raksasa asal Korea, Samsung mengabaikan sistem kamera mirrorless Samsung NX dan berkonsentrasi mengembangkan kamera ponselnya.

Sampai saat ini, perusahaan pembuat kamera digital masih mencari-cari cara yang terbaik untuk membuat kamera digital (pocket, compact, DSLR) populer lagi, tapi sayangnya belum ditemukan inovasi yang dapat mendongkrak penjualan kamera lagi.

Menurut perkiraan saya, kamera digital jenis compact akan terus menurun, dan juga kamera yang dapat berganti lensa. Tapi kamera yang berganti lensa akan stabil di tahun 2018 dan kemudian mulai meningkat perlahan di tahun-tahun berikutnya.

Hal ini dikarenakan fotografer profesional dan penghobi fotografi serius tetap akan membutuhkan kamera canggih yang dapat handal digunakan dalam berbagai kondisi dan situasi.

*) Penulis: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi.com, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer.

Mau konsultasi berbagai hal seputar fotografi? Kirim saja pertanyaan ke Klinik IT detikINET di link berikut. (ash/ash)