Hal itu terpapar saat detikINET bersama 21 jurnalis lainnya dari lima negara berkunjung ke markas besar Canon Inc. di Ota, Tokyo, Jumat (26/2/2016).Β Deretan bos Canon menerima dan memberikan sejumlah rahasia bisnis di kompleks kantor pusat yang luas, tenang dan dipenuhi ide-ide segar.
Hadir dalam kesempatan ini antara lain Senior Managing Director Masaya Maeda, Group Executive Go Tokura, Deputy Group Executive Shingo Hayakawa, dan Senior General Manager Tatsuo Yoshioka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benarkah hanya itu alasan Canon bertahan? Tidak. Masaya menyatakan ada sejumlah alasan kenapa Canon mampu bersaing dan terus tumbuh di tengah perubahan tren teknologi. Salah satunya yakni kekuatan teknologi optik Canon yang sudah mengakar.
Teknologi tersebut menjadi tulang punggung dalam dunia imaging yang ditransfer dalam bentuk lensa, kamera (poket hingga profesional dan cinema) hingga teknologi kedokteran dan kebutuhan fotografi di luar angkasa (ISS).
"Penguasaan teknologi optik Canon merupakan jalan terbaik dalam industri ini," ujar Masaya.
Selain lensa, Canon selalu mempunyai pakem lain saat melakukan inovasi yang berbasis kamera. Yakni peningkatan sensor dan prosesor yang dibuat sendiri oleh para insyinyur Canon. Hasilnya sangat signifikan sejak Canon mengeluarkan kamera digital pertama tahun 2003 hingga merilis seri terbaru 1DX MarkII, 80D dan G7X Mark II 2 hari lalu.
"Ke depannya, kami akan mendorong tidak hanya pada customer product (ritel) tapi corporate product seperti EOS Cinema yang secara visual menjanjikan ultra realistic imaging," tandas Masaya menyebut lini produksi Canon yang menyasar pada kamera yang sudah biasa digunakan oleh para sutradara Hollywood seperti EOS C300.
Sebagai catatan, Canon sudah membocorkan teknologi 8K alias dua kali lebih canggih dari teknologi 4K yang ada saat ini. Film pendek teknologi 8K tersebut dipamerkan di ajang CP+ beberapahari lalu.
Setelah urusan kamera selesai (input image device), Canon memperkuat lini usaha hingga output image device seperti televisi, printer, konektifitas ke dunia maya atau proyektor yang berkualitas.Β Penguatan basis berbasis 'pasca produksi' imaging ini membuat pengguna Canon sulit untuk beralih.
Hal itu, menurut Masaya, salah satunya terlihat dari pengunggah video di YouTube yang didominasi oleh pengguna kamera Canon. "Di YouTube, para YouTubers menggunakan kamera Canon sebanyak 57%," tandas Masaya, yakin.
Dengan tradisi perusahaan yang kuat tersebut, Canon terlihat percaya diri menghadapi para kompetitornya seperti Sony dan Fujifilm. Canon pun hanya berujar singkat saat ditanya kecenderungan kompetitornya yang di beberapa negara mulai berani menyodok ke tengah permainan. "Saya menghormati setiap kompetitor," kata Masaya yakin.
Akankah keyakinan Masaya dan Canon Inc masih relevan dan mujarab untuk bertahan satu hingga dua dekade atau bahkan lebih? Hanya waktu dan Anda-anda para pengguna dan calon pelanggan yang akan menentukan jalan sejarah Canon ke depan. (Ari/rou)