Butuh waktu 4 jam naik bus dari pusat kota San Francisco hingga gerbang masuk Taman Nasional Yosemite. Jarak 400 km tersebut terbilang jauh karena bus yang ditumpangi melewati jalan tol dengan kecepatan stabil, 80 hingga 100 km per jam. Sopir bus perlu istirahat sekali karena peraturan mewajibkan pengemudi tidak boleh berkendara terlalu lama untuk mengurangi angka kecelakaan.
Pada setengah jam terakhir merupakan perjalanan paling monumental. Jalanan berliku membelah pegunungan dengan kiri-kanan jurang. Kebanyakan bukit tandus, berbatu atau bekas kebakaran hutan hebat di bagian barat Amerika itu. Selebihnya adalah padang rumput luas tempat para cowboy memggembala sapi atau kuda. Itu dengan selingan pohon oak yang tumbuh menyendiri namun lebat di bagian ranting berbentuk bulat menyerupai sayur brokoli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari titik itu, ngarai Yosemite terbentang sempurna dari sisi kiri ke kanan di langit cakrawala. Hijaunya pohon redwood berada di bagian tengah diapit bebatuan raksasa berwarna abu-abu. Garis dan guratan batu granit terasa sangat khas, maskulin, kokoh dan sulilt dibandingkan dengan area manapun.
"Ya, ini salah satu spot legendaris Ansel Adams. Setiap hari dalam 3 bulan dia mendatangi tempat ini untuk mendapatkan selembar foto landscape Yosemite terbaik," kata John, warga lokal yang sekaligus menjadi pemandu kami, beberapa waktu lalu.
Ansel Adams (1902-1984) merupakan fotografer landscape legendaris asal California. Foto hitam-putihnya menjadi patokan dan standar kualitas foto landscape hingga saat ini. Pondok kayu tempat ia menginap selama memotret Yosemite menjadi situs dan destinasi wisata tersendiri.
Tidak bisa dibayangkan bagaimana susahnya Ansel Adams membawa kamera medium format dengan berjalan kaki atau naik kuda sampai mencapai spot dan angle terbaik. Belum ada bus atau mobil yang disiapkan untuk medan liar dan masih tanpa teknologi digital kamera.
Selama 20 menit mengagumi ngarai Yosemite, perjalanan berlanjut ke sebuah area yang dijadikan Apple sebagai wallpaper dan nama sistem operasinya, OS X Yosemite.
Belakangan, OS tersebut diperbarui dengan nama OS X El Capitan. Dua-duanya berasal dari salah satu bongkahan gunung batu di Yosemite paling populer dan bisa digunakan untuk olahraga panjat tebing. "Jangan pernah mencoba (panjat tebing di El Capitan) kalau Anda bukan profesional," ujar John.
Turis memperhatikan tebing granit yang digunakan Apple untuk nama OS-nya, OS-X El Capitan. (Ari Saputra/detikcom)
Menurut penelusuran, foto-foto wallpaper OS-X Yosemite dan El Capitan dijepret oleh Danil Koran, fotografer landscape asal Rusia. Galeri foto Daniel Koran di laman 500pixel memang dipenuhi foto-foto bentang alam monumental dari Eropa dan Amerika. Sejumlah tempat favorit sudah ia kunjungi seperti Italia, Iceland dan Arizona. Apple membeli eksklusif karya Daniel Koran sehingga tidak membolehkan Daniel Koran mempublikasikan foto serupa selain untuk Apple.
Oh iya, sebelum kedua tempat tersebut, siapapun yang ke Yosemite pasti akan diajak singgah ke hutan Redwood. Yakni salah satu ngarai di Yosemite yang dipadati pohon raksasa, super tinggi dan mampu bertahan selama beratus-ratus tahun. Tingginya bisa mencapai 130 meter atau lebih tinggi 40 meter dibandingkan menara Big Ben di London.
Salah satu pohon Redwood tertinggi yang djepret Michales Nichols. (National Geographic).
Hutan Redwood menginginkan fotografer Michael Nichols yang memotret pohon tersebut untuk Majalah National Geographic pada 2009 di taman nasional Prairie Creek California bagian selatan. Nichols bekerjasama dengan puluhan ahli demi mendapatkan foto Redwood 'The Lattest Trees' yang utuh dari akar di tanah hingga puncak teratas.
Dan 5 tahun kemudian, Nichols meraih penghargaan fotografer alam liar terbaik dari British Natural History London karena dedikasinya memotret wildlife dari berbagai pelosok jagat selama berpuluh-puluh tahun .
Hanya saja, untuk memperoleh foto-foto monumental Yosemite atau hutan Redwood tidak mungkin dilakukan oleh turis sehari seperti kebanyakan orang. Butuh berhari-hari dengan berkemah atau menyewa pemondokan/guest house sampai mendapatkan foto terbaik seperti dilakukan Ansel Adam, Daniel Koran atau Michaels Nichols.
Hiking menjadi cara paling populer menjelajah hutan Redwood di Yosemite. (Ari Saputra/detikcom).
Pun demikian, melakukan napak tilas dengan melihat langsung spot terbaik untuk gambar paling populer menjadi semacam 'perjalanan spiritual' yang sulit terbantahkan. Seperti menjalani tradisi ritual yang penuh emosional pada sebuah pengalaman personal yang otentik.
Sekaligus belajar bagaimana perjuangan mendapatkan foto landscape itu tidak mudah, butuh kerja keras, nalar kreatvitas dan sentuhan artistik yang tidak sembarangan.
Tinggi, besar dan mampu hidup hingga ratusan tahun. Tampak lobang kayu di bagian bawah pohon lebih tinggi dari manusia. (Ari Saputra/detikcom)
(/)