Mengering Drastis, Danau Poopo di Bolivia Jadi Gurun Pasir
Hide Ads

Video 20Detik

Mengering Drastis, Danau Poopo di Bolivia Jadi Gurun Pasir

detikTV, dtv - detikInet
Selasa, 07 Sep 2021 10:03 WIB
Jakarta -

Kondisi danau terbesar kedua di Bolivia, Danau Poopó kini berubah menjadi padang gurun. Kondisi danau seluas 2.337 kilometer itu mulai mengering sekitar lima tahun yang lalu. Dampak nyata perubahan iklim.


Masyarakat suku Uru biasa memanfaatkan air Danau Poopo dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mulai dari memasak, memancing ikan, bercocok tanam, hingga usaha pariwisata. Namun, kondisinya kini tidak lagi sama, khususnya sejak air di Danau Poopo mengering.

Selama beberapa generasi, suku Uru hidup di danau yang terletak di dataran tinggi altiplano Bolivia. Masyarakat ini terbiasa hidup di atas air, dan dikenal sebagai manusia air karena aktivitasnya bergantung pada air.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini kondisi mereka berubah drastis seiring menyusutnya air di danau terbesar kedua di Bolivia tersebut. Danau Poopo bertahun-tahun lalu memiliki luas 2.337 kilometer persegi, dengan panjang 84 km dengan lebar 55 km. Kini kondisi airnya menyusut drastis dan menjadi gurun pasir. Jutaan ikan dan ratusan burung yang bergantung hidup pada danau itu diperkirakan mati.

Belakangan, mereka menggelar semacam ritual dengan sesaji bunga, anggur, dan manisan berharap Pachamama, dewi yang dalam kepercayaan suku Inca sebagai perantara memberikan kesuburuan. Mereka membawa sesaji sambil berharap agar badan air dapat kembali lagi.

ADVERTISEMENT

"Hampir 85% air yang tergenang di Danau Poopó menguap dengan sangat cepat," ungkap Direktur Pusat Ekologi dan Masyarakat Andes (CEPA), Limbert Sanchez. Ada beberapa faktor penyebab hilangnya air di danau tersebut, salah satunya adalah perubahan iklim.

Warga sekitar danau, Cristina Mamani Choque, mendapat cerita dari kakek dan neneknya bahwa danau itu memang kerap menyusut. Kondisi ini pernah terjadi pada 1997 lalu. Namun kondisinya akan kembali lagi setiap 50 tahun. "Tahun ini tidak hujan sama sekali. Belum ada produksi (pertanian)," ujarnya.

Harapan tersebut masih ada, menurut penghitungan para ahli setempat air danau akan kembali lagi pada tahun 2026. Namun perkiraan ini bisa saja meleset akibat dampak perubahan iklim dan mencairnya gletser di Andes membuat perkiraan ini akan menjadi semakin sulit.

(/)